Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Selatan mencatat titik panas yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau 2019 ini mengalami peningkatan.
"Berdasarkan data titik panas (hotspot) dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada Januari-Juni 2019 ini tercatat 244 titik tersebar di 17 kabupaten/kota, sementara pada tahun sebelumnya dalam kurun waktu yang sama hanya 201 titik," kata Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah, di Palembang, Kamis (27/6).
Titik panas tersebut sebagian besar berada di daerah rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir tercatat 49 titik panas (hotspot), kemudian Muaraenim 37 titik, dan Kabupaten Musi Banyuasin tercatat 35 titik panas. Jumlah titik panas di wilayah Sumsel diprediksi dalam beberapa bulan ke depan akan mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
"Jumlah titik api diprediksi akan lebih banyak lagi karena puncak kemarau diprakirakan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) terjadi pada Agustus hingga September 2019," ujarnya.
Dia menjelaskan, untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan atau lahan agar tidak terjadi bencana kabut asap, pihaknya berupaya menambah petugas guna memaksimalkan pengawasan daerah rawan terbakar.
Baca juga: Desa Kekeringan di Klaten Digelontor Bantuan Air Bersih
"Untuk memaksimalkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, selain menyiagakan kembali 7.649 petugas yang disiagakan pada tahun lalu, dilakukan penambahan 1.500 petugas dari BPBD kabupaten/kota dan TNI/Polri," ujarnya.
Dengan ditambahnya ribuan tenaga baru, dia mengharapkan masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap yang bisa menimbulkan gangguan berbagai aktivitas serta kesehatan masyarakat dapat diminimalkan.
Selain menambah petugas, BPBD Susmel juga berupaya mengaktifkan kembali 756 posko kebakaran hutan dan lahan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan bencana kabut asap, pihak telah melakukan melakukan pemantauan di sejumlah daerah rawan kebakaran sejak Maret 2019.
Pemantauan kawasan hutan dan lahan pada sejumlah daerah yang tergolong rawan terbakar pada setiap musim kemarau dilakukan dengan melakukan kegiatan patroli melalui udara dan darat. (Ant/OL-1)
Penurunan luas karhutla dimulai sejak 2015 seluas 2,6 juta hektare, menjadi 1,6 juta hektar (2019), 1,1 juta hektare (2023), dan 24.154 hektare pada 2024.
Menggunakan smartphone sebagai hotspot untuk berbagi koneksi internet memang sangat praktis, terutama saat Anda tidak memiliki akses Wi-Fi atau ketika sedang dalam perjalanan.
Ratusan titik panas atau hotspot indikator kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin banyak di Pulau Sumatera. Dari pantauan terakhir satelit, terdeteksi sebanyak 179 titik panas.
JUMLAH titik panas atau hotspot Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Bangka Belitung (Babel) terus berkurang karena sudah di gugur hujan.
Terjadi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di beberapa wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar), sampai 6 September terpantau ada 2.466 titik panas di Kalbar.
KLHK pun mencatat adanya penurunan jumlah titik panas atau hotspot pada periode Januari sampai Agustus tahun ini dibanding periode yang sama tahun 2023.
BMKG memperingatkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, meskipun musim kemarau secara klimatologis telah dimulai.
Di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, bahkan pada malam hingga pagi hari suhu udara dapat mencapai di bawah 14 derajat celcius.
Ketidakteraturan atmosfer memicu kemunduran musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia, memunculkan cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
BMKG menegaskan fenomena cuaca dingin di Indonesia bukan disebabkan Aphelion, melainkan Monsun Dingin Australia dan musim kemarau.
Di musim kemarun ini, BPBD mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak membuka kebun dengan cara membakar hutan dan lahan.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved