BPBD Banyuwangi Antisipasi 9 Kecamatan Rawan Kekeringan

Usman Afandi
25/6/2019 19:25
BPBD Banyuwangi Antisipasi 9 Kecamatan Rawan Kekeringan
ilustrasi kekeringan(antara)

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi mulai mengantisipasi dalam rangka datangnya musim kemarau panjang.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Muharom, mengatakan, puncak dari kemarau panjang diprediksi terjadi pada Agustus-September 2019 mendatang.

"Kita selalau intens melakukan koordinasi ke beberapa instansi terkait hal itu. Memang sekarang ada intensitas penurunan curah hujan, kadang hujan, kadang tidak, sedangkan kemarin kita koordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Banyuwangi puncak kemarau panjang diprediksi terjadi pada Agustus sampai September," kata Muharom di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (25/6).

Adapun wilayah-wilayah yang perlu diantisipasi mengalami kekeringan di Kabupaten Banyuwangi ada di 8 kecamatan yakni Kecamatan Wongsorjo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran, Siliragung, Bangorjo, Tegalsari, dan Muncar. Dari 8 kecamatan tersebut, 2 di antaranya harus diwaspadai.

"Dari data 2018 yang lalu ada 8 kecamatan, namun 2019 ini ada 1 tambahan lagi, yaitu Kecamatan Singojuruh, karena di kecamatan ini pipa saluran air masih rusak karena ada banjir bandang tahun lalu. Namun kami mewaspadai khususnya 2 kecamatan yaitu Tegaldlimo dan Wongsorjo karena kecamatan ini sangat memprihatinkan," tambah Muharom.


Baca juga: Bea Cukai dan Aparat Penegak Hukum Babel Ungkap 3 Kasus Narkoba

 
Sementara di Kepala Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Budi Purnomo, mengatakan, sebagian tanah di wilayahnya sudah mulai sulit mengaliri air di persawahan.

"Di wilayah kami, Desa Wringinpitu ada sekitar 600 hektare lahan persawahan yang sulit mengaliri air. Embung penampung air yang dibangun sudah mulai menipis airnya. Embung itu pun hanya cukup untuk 70-90 hektare. Sisanya dari air sumur bor, tapi itu pun terbatas," tutur Budi kepada Media Indonesia.

Kendati demikian, ia tetap mengupayakan agar aliran air persawahan tetap berjalan lancar agar petani tetap bisa melakukan aktivitas sepert biasa.

"Kami masih membangun 1 embung lagi, tapi masih dalam proses, mudah-mudahan tahun depan bisa rampung," pungkasnya. (OL-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya