Embun Beku di Dieng Kian Tebal dan Meluas

Liliek Dharmawan
24/6/2019 17:50
Embun Beku di Dieng Kian Tebal dan Meluas
Embun beku atau biasa disebut bun upas melanda kawasan Dieng Kulon(MI/LILIEK DHARMAWAN)

EMBUN beku kembali muncul di kawasan dataran tinggi Dieng terutama di kompleks Candi Arjuna, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), Senin (24/6) pagi. Embun beku atau biasa disebut oleh warga setempat sebagai bun upas sudah muncul keeempat kalinya sejak Jumat pekan lalu. Namun, hari ini, embun beku relatif lebih tebal dan kian meluas.

Salah seorang warga Desa Dieng Kulon, Kabul Suwoto, 42, mengungkapkan sebetulnya embun upas sudah mulai muncul sejak Jumat lalu, tetapi pada Senin pagi lebih tebal dan semakin meluas.

"Embun upas muncul di sekitar kawasan Candi Arjuna dan sekitarnya. Tidak hanya embun yang berada di rerumputan, tetapi juga di tanaman kentang," kata Kabul, Senin (24/6).

Ia mengakui sejak Minggu (23/6) malam, suhu sangat dingin bahkan mendekati 0 derajat Celcius.

"Bagi warga Dieng, kemunculan embun beku sebetulnya dapat dirasakan sejak malam. Kalau malam mulai dingin dan beku, maka bun upas pasti muncul saat pagi. Bahkan, pada malam hari tidak jarang sudah ada es," ujarnya.

Kepala Desa (Kades) Dieng Kulon Slamet Budiono mengatakan beberapa hari sebelumnya, bun upas belum berdampak pada tanaman kentang karena masih tipis.

"Tetapi pada Senin pagi, cuaca semakin dingin sehingga embun beku kian tebal dan meluas. Ada tanaman kentang yang umur 60 hingga 90 hari terkena bun upas. Kalau yang 90 hari, barangkali masih dapat bertahan karena sudah dewasa, tetapi akan berdampak buruk bagi tanaman kentang umur 60 hari. Daun tanaman kentang mulai kelihatan layu karena terkena bun upas. Nantinya, biasanya menjadi coklat dan mengering," terang Slamet.

Baca juga: Embun Beku Terus Muncul di Dataran Tinggi Dieng

Kades mengakui kalau dari sisi petani, bun upas memang merugikan karena mematikan tanaman kentang, jika tebal dan luas. Namun, bagi sektor pariwisata, embun beku menjadi fenomena tersendiri yang dapat menyedot wisatawan datang.

Sementara Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa Alif Faozi mengatakan kalau embun beku atau bun upas telah menjadi salah satu daya tarik wisatawan.

"Banyak yang tanya soal embun beku, karena fenomena embun beku memang menarik. Meski bagi petani Dieng cukup berdampak terhadap tanamannya," ungkap Alif.

Biasanya, embun beku terjadi di sekitar candi dan kawasan di tiga desa yakni Desa Dieng Kulon dan Karangsari, Kecamatan Batur, Banjarnegara dan Desa Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Wonosobo.

Terpisah, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie mengatakan berdasarkan laporan dari petugas di Dieng, pada Minggu malam, suhu di permukaan tanah paling rendah mencapai minus 10 derajat Celcius.

"Biasanya, pada suhu itulah, kemudian embun membeku dan bun upas bertahan sampai pagi. Kalau suhu permukaan pada Senin pagi mencapai 11 derajat Celcius," tukasnya.(OL-5)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya