Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Penampilan Woro yang Membuat Kagum

X-3
15/6/2019 08:00
Penampilan Woro yang Membuat Kagum
Woro membawakan topeng Panji yang menunjukkan sifat halus manusia, topeng Samba yang menunjukkan sifat nakal, dan topeng Jingga yang menunju(MEDCOM.ID/SHINDU AL PI TO)

TIDAK ada yang lebih serius untuk urusan musik klasik daripada orang Austria.

Di Austria, musik klasik sudah seperti dogma agama. Mencari gedung musik di Wina, ibu kota Austria, pun barangkali lebih mudah dibanding minimarket.

Ini cerita yang kelak menjadi legenda. Kisah para musikus Indonesia yang mengajak musisi Austria mengawinkan musik kedua negara. Indonesia diwakili Erwin Gutawa, sedangkan dari Austria dipegang Johannes Vogel yang memimpin kelompok orkestra Synchron Stage Vienna.

Dalam konser bertajuk Ethnochestra: A Melody of Friendship di Gedung Wiener Konzerthaus, Rabu (12/6) itu, Erwin menampilkan beragam kejutan.

Seperti dilaporkan Shindu Alpito, wartawan medcom.id dari Wina, konser dibuka dengan Weiner Blut karya Johan Strauss, komposer asli Wina.

Setelah itu, giliran Gita Gutawa bersama penyanyi tenor Gabriel Harvianto melantunkan Chopin Larung, Janger Saka, dan Geger Gelgel. Chopin Larung merupakan pilihan tepat untuk membuka konser ini. Lagu ciptaan Guruh Soekarno Putra ini pertama kali dirilis pada 1976.

Melalui lagu itu, pada intinya Guruh ingin mengungkapkan perasaannya melihat orang-orang Barat yang di satu sisi memuja kesenian, tetapi di sisi lain justru menggerus budaya bangsa lain.

Guruh menyaksikan fenomena ini Bali. Di era 70-an Bali bisa dibilang bak kekasih baru para pelancong asing yang terkesan tidak menghormati tata nilai budaya masyarakat di 'Pulau Dewata' tersebut.

Tidak berhenti di situ, Erwin memadukan Chopin Larung dengan nomor yang tidak kalah tajam, yakni Janger 1897 Saka.

Seusai Chopin Larung dan Janger 1987 Saka , Erwin lanjut dengan menampilkan Woro Mustiko. Perempuan 16 tahun asal Solo itu membawakan tembang macapat, bermain wayang, dan menari topeng Betawi. Bukan Woro jika tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan prima.

Beberapa tamu undangan menggeleng-gelengkan kepala mendengar Woro bernyanyi yang seolah menyiratkan pesan.

"Ke mana saja saya baru tahu ada musik dan lagu seindah ini?" kata seorang pengunjung terkagum.

Selanjutnya, giliran Johannes Vogel mengambil alih posisi konduktor dengan membawakan Die Entfhrung aus dem Serial karya Mozart. Ini merupakan lagu sakral bagi warga Austria.

Ethnochestra: A Melody of Friendship merupakan peristiwa kebudayaan yang patut dikenang. Seni memang universal. (X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya