Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Austria Berkabung: Warga Gelar Doa dan Lautan Lilin

Thalatie K Yani
11/6/2025 09:26
Austria Berkabung: Warga Gelar Doa dan Lautan Lilin
Penembakan tragis di Sekolah Menengah Dreierschützengasse, Graz, Austria, menewaskan 10 orang. Warga menggelar doa bersama dan lautan lilin.(Media Sosial X)

WARGA kota Graz, Austria, menggelar doa bersama dengan nyala lilin, Selasa (10/6) malam, untuk mengenang korban penembakan di Sekolah Menengah Dreierschützengasse, yang menewaskan 10 orang. Serangan bersenjata ini menjadi yang paling mematikan dalam sejarah terbaru negara tersebut.

Polisi mengatakan pelaku penembakan, pria berusia 21 tahun yang merupakan mantan siswa. Ia mengakhiri hidupnya sendiri di kamar mandi sekolah tak lama setelah kejadian.

Dalam doa bersama tersebut, warga Graz mengatakan mereka ingin mengubah alun-alun utama kota menjadi lautan lilin. Dalam keheningan yang syahdu, ribuan orang berkumpul sepanjang malam, ada yang datang sendiri, ada pula yang saling menggenggam lengan atau bahu temannya. Mereka menyalakan lilin, menangis, atau berdiri sejenak dalam doa dan perenungan.

Kemudian mereka maju perlahan untuk menyerahkan lilin kepada para relawan yang menatanya dengan hati-hati di tangga air mancur. Air mancur Uskup Agung Johann, yang dikenal sebagai jantung kota tua Graz dan berada di depan balai kota, pada malam itu menjadi simbol duka dan solidaritas rakyat Austria.

Tiga Hari Berkabung

Austria menetapkan tiga hari berkabung, dan satu menit mengheningkan cipta secara nasional akan dilakukan pada Rabu pukul 10.00 waktu setempat untuk mengenang para korban.

Bendera di Istana Hofburg di Wina, tempat kantor Presiden Alexander Van der Bellen berada, akan dikibarkan setengah tiang.

Sekolah tempat terjadinya penembakan akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, menurut Menteri Pendidikan Austria, Christoph Wiederkehr.

Kanselir Austria, Christian Stocker, menyebut Selasa sebagai “hari kelam dalam sejarah negara kita” dan menyatakan penembakan tersebut sebagai “tragedi nasional.”

“Sebuah sekolah lebih dari sekadar tempat belajar — itu adalah ruang untuk membangun kepercayaan, merasa nyaman, dan menatap masa depan,” ujarnya dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa tempat aman itu kini telah “dinodai.”

“Di masa-masa sulit ini, kemanusiaan adalah kekuatan terbesar kita,” katanya.

Kantor berita APA melaporkan tujuh dari korban tewas adalah pelajar. Serangan ini “menghantam jantung bangsa kita,” kata Stocker sesaat setelah kejadian.

“Mereka adalah anak-anak muda yang masih memiliki seluruh hidup di depan mereka.” (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya