Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
RATUSAN warga di empat rukun tetangga (Rt) di Pangkalarang, Kelurahan Ketapang, Pangkalpinang, mengalami gatal-gatal dan benjolan merah yang diduga tedampak dari ulat bulu.
Wabah ulat bulu tersebut diduga menyerang warga di RT 5,6,7 dan 8. Peristiwa itu baru heboh setelah dua bulan berlalu.
"Sebenarnya sudah sebelum lebaran saya kena 3 ulat bulu di badan saat sedang mengecat kapal," kata seorang nelayan Rahmad di Pangkalarang, Rabu (12/6).
Selang sehari, badannya gatal-gatal dan timbul bentol seperti jerawat berwarna merah.
Petugas Kesehatan Puskesmas Pangkalbalam M Heri mengatakan kasus wabah yang diduga ulat bulu ini sebenarnya sudah lama, tapi baru heboh sekarang karena semua warga mengeluh gatal-gatal dan terdapat benjolan berwarna merah di kulit.
"Untuk membantu masyarakat kita langsung buka posko dan diserbu warga," ujar Heri.
Sejak posko dibuka, menurutnya, ada 236 warga dari 4 RT yang berobat dengan keluhan sama yakni gatal-gatal di sekujur tubuh dengan benjolan berwarna merah.
"Memang ada yang terdampak ulat bulu, tapi kita belum bisa memastikan apakah gejala itu karena ulat bulu atau bukan karena perlu uji sampel oleh dinas pertanian," imbuhnya.
Heri memastikan semua obat baik itu salep maupun obat dalam dibagikan secara gratis.
"Karena banyak yang berobat, obat kita kemarin habis dan hari ini baru didatangkan lagi," ungkap dia.
"Ini baru dugaan, masyarakat yang terdampak gatal-gatal itu karena terkontaminasi dengan orang yang pernah kena ulat bulu, kalau dari udara tidak mungkin," terangnya.
Ia pun menyarankan warga berobat ke puskesmas.
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Samsat Pangkalpinang Diserbu Wajib Pajak
Dinas Pertanian Provinsi Babel Djuaidi mengatakan timnya sudah turun ke lokasi untuk melakukan penyemprotan.
"Kita sudah lakukan penyemprotan dan mengambil sampel ulat bulu untuk diteliti lebih lanjut," kata Djuaidi.
Ia menambahkan ulat bulu yang diduga menyerang warga ini memang habitatnya berada di pohon bakau. Karena habitat terancam, hewan tersebut bermigrasi ke permukiman warga.
Kendati demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah ratusan warga yang mengalami gatal tersebut karena ulat bulu atau bukan. Pihaknya akan meneliti, karena bisa saja gatal disebabkan sanitasi daerah pesisir yang kurang baik.
"Kita akan ambil sampel air sungainya untuk mengetahui apakah tercemar limbah tambang, mengingat di sungai dekat rumah warga ada aktivitas
tambang pasir timah," ucap Djuiadi.
Ia pun menegaskan hama ulat bulu bukan disebabkan oleh perubahan iklim, tetapi ketersediaan makanan yang kurang akibat habitat terganggu.(OL-5)
Latihan fisik ringan selama 5 menit terbukti membantu menurunkan tekanan darah tinggi secara alami.
Tak hanya untuk mengembangkan adonan, baking soda juga bermanfaat untuk kesehatan dan kebersihan. Simak cara pakainya dan efek sampingnya.
Sejak dahulu, rumput laut telah menjadi primadona dalam bidang kesehatan, industri, dan kuliner berkat kandungan gizinya yang melimpah.
Program Dokter Spesialis Keliling (Speling) yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin mampu menarik dukungan internasional.
Menjaga kebugaran kini telah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved