Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Babel Dimintas Pasok Bibit Lada Unggul ke 9 Provinsi

Rendy Ferdiansyah
12/5/2019 10:15
Babel Dimintas Pasok Bibit Lada Unggul ke 9 Provinsi
Tahun ini, diklaim bahwa Bangka Belitung sudah menyediakan hampir 3 juta bibit unggul.(MI/Rendy Ferdiansyah )

PROVINSI Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diminta untuk memasok bibit lada unggul ke sembilan provinsi lain di Indonesia, yang juga menjadikan lada sebagai komoditas unggulan. Permintaan Kementerian Pertanian disampaikan pada rapat koordinasi nasional pertanian yang digelar di Pulau Belitung beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal itu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman menganggap programnya mengembalikan kejayaan lada dianggap sejalan dengan rencana program Kementan.

"Babel diberi tanggung jawab dan tugas untuk mengadakan bibit lada unggul. Selama ini memang sudah kami lakukan, cuma Kementan minta tolong, tidak saja kebutuhan bibit ini diperuntukkan bagi Provinsi Babel, tetapi juga diperuntukkan bagi provinsi-provinsi lain," kata Erzaldi, Minggu (12/5).

Ia mengatakan, penyediaan bibit unggul ini sebenarnya telah dilakukan oleh Babel. Namun saat ini perlu menghitung berapa sebenarnya bibit yang bisa disediakan dan disalurkan.

"Ada sembilan provinsi yang menjadikan lada sebagai komoditi unggulan mereka, tetapi Babel sebagai penghasil lada terbesar di Indonesia," ucapnya.

Tahun ini, diklaim bahwa Babel sudah menyediakan hampir 3 juta bibit unggul. Pada 2020, Babel berencana menyiapkan 6 juta hingga 21 juta bibit unggul untuk provinsi-provinsi lain di Indonesia.

"Karena provinsi lain tidak ada bibit yang baik dan bagus. Misalnya  Babel bisa mensuplai itu, kejayaan lada bukan hanya dari Babel tetapi juga dari provinsi lain. Ini tujuan rakor kemarin, agar produktivitas lada tinggi dan bisa menyaingi Vietnam," kata Erzaldi.

Ia juga menyebutkan Kementan juga mengapresiasi pola pembibitan dan penanaman lada di Babel. Negeri Serumpun Sebalai dinilai memiliki Standar Operasional Prosedur pembibitan dan penanaman lada baru di tengah harga lada yang murah saat ini. Menurutnya harga lada murah saat ini harus dilawan dengan produksi yang tinggi.

baca juga: Lion Air Group Siapkan 20 Ribu Kursi Tambahan

Sebagai gambaran, produktivitas lada di Vietnam adalah sebesar 3 ton per hektare per tahun. Di Indonesia, maksimal 700 kilogram per hektare per tahun. Dari simulasi ini saja bisa terlihat bagaimana tingginya nilai tukar petani lada di Vietnam yang bisa mencapai Rp150 juta per hektare per tahun, sementara di Indonesia hanya Rp25 juta.

"Kalau hasil lada Indonesia 80 ribu ton per tahun, Vietnam 300 ribu ton per tahun, bagaimana Indonesia mau melawan mereka? Dari segi harga maupun produktivitas. Kita bisa kuasai pasar kalau kita bisa meningkatkan produktivitas lebih dari Vietnam. Pengertian seperti ini yang harus sampaikan kepada petani," tuturnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya