Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Sinergi KEIN-Pesantren untuk Cetak Santri Jadi Pengusaha

Bagus Suryo
28/4/2019 11:15
Sinergi KEIN-Pesantren untuk Cetak Santri Jadi Pengusaha
Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir(MI/Kristiadi)

KOMITE Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) getol memperkuat program kewirausahaan pesantren dengan menyiapkan santri menjadi pengusaha pascapemilihan umum 2019.

Usai di Malang, program itu langsung digencarkan di Pesantren Zainul Genggong Probolinggo dan berlanjut ke pesantren di Lamongan.

"KEIN, pemerintah dan pesantren bersinergi menyiapkan generasi muda termasuk santri untuk bersaing dalam revolusi industri 4.0," kata Ketua KEIN Soetrisno Bachir kepada wartawan di Ponpes Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur, Minggu (28/4).

Ia mengungkapkan sinergitas pesantren dengan kewirausahaan menjadi penting untuk membangun ekonomi umat. Selain untuk mendalami ilmu agama, pesantren juga mampu memberdayakan masyarakat menghadapi industri 4.0.

Karena itu, harus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) generasi muda yang mumpuni. Sebab, pesantren era milenial tidak lagi sekadar tempat memperdalam ilmu agama. Namun, harus didorong menjadi lembaga yang memberdayakan ekonomi umat.

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menjelaskan potensi ekonomi di pesantren sangat besar untuk dikembangkan secara optimal. Selama pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, program Nawacita mampu meningkatkan infrastruktur.

Baca juga: NasDem Beri Ruang bagi Lulusan Pesantren Majukan Bangsa

Saat ini dan berikutnya, akan dilakukan peningkatan kapasitas SDM sehingga para santri khususnya generasi milenial mampu mengembangkan kewirausahaan sekaligus bersaing di pasar global.

"Kewirausahaan yang belum tersentuh di pesantren, kini dikembangkan. Kami mendorong agar bisa tumbuh dan santri jadi pengusaha," ujarnya.

Setelah menerapkan program pemberdayaan ekonomi umat, nantinya pesantren diharapkan bisa menjadi pusat pelatihan yang mencetak pengusaha baru.

Pesantren yang memiliki balai latihan kerja akan mendapat dana dari pemerintah sekitar Rp1 miliar. Para santri yang menjadi pengusaha akan disertifikasi dan mendapat suntikan modal melalui dana CSR BUMN, KUR serta perbankan.

Dengan demikian generasi muda milenial pesantren bisa produktif menyerap tenaga kerja, generasi yang memiliki kompetensi dan generasi yang bisa mengisi pasar tenaga kerja.

"Kita memiliki bonus demografi jangan sampai jadi musibah, tapi harus jadi hikmah dan produktif," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya