Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BPBD DIY Catat Dua Korban Meninggal akibat Bencana

Ardi Teristi Hardi
18/3/2019 15:09
BPBD DIY Catat Dua Korban Meninggal akibat Bencana
Warga melihat bekas longsor di Kompleks Makam Raja Mataram, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (18/3/2019). Hujan deras yang turun sejak Sabtu (16/3) mengakibatkan longsor di sisi timur kompleks Makam Raja Mataram(ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

HUJAN deras yang mengguyur wilayah DIY seharian, Minggu (17/3), mengakibatkan beberapa bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Catatan sementara BPBD DIY, dua orang meninggal dunia akibat bencana yang disebabkan hujan deras.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantan, menyatakan dua orang yang meninggal berasal dari Kecamatan Imogiri, yaitu Sudiatmojo, 80, dan Painem, 70. Selain mereka, pihaknya masih melakukan pencarian terhadap korban yang diduga tertimbun longsoran di Imogiri.

"Prinsipnya, untuk antisipasi seperti logistik makanan, selimut, dan terpal serta kebuutuhan-kebutuhan lain, termsuk alat evakuasi sudah ke kabupaten," kata dia, Senin (18/3).

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, sebanyak 5.046 warga terdampak bencana akibat hujan deras. Wilayah terdampak bencana di Kabupaten Bantul meliputi 35 desa di 14 kecamatan. Di Kabupaten Kulon Progo, banjir terjadi di Panjatan, Wates, Sentolo, dan Temon, sedangkan tanah longsor terjadi di Kecamatan Kokap dan Girimulyo.

"Sejumlah 580 warga mengungsi di 6 titik pos penampungan," jelas dia.

Kepala Kelompok data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, menambahkan, hujan yang terjadi pada Minggu (17/3) cukup merata.

"Bahkan, hampir semua kategorinya lebat, rata-rata lebih dari 100 mm per hari," ujar Djoko melalui pesan singkat.

Baca juga: BNPB Imbau Warga Yogyakarta Waspada Banjir dan Longsor

Kondisi atmosfer saat ini hingga beberapa hari ke depan diindikasikan mengalami peningkatan dengan terdeteksinya aliran udara basah dari Asia menuju wilayah Jawa. Adanya Tropical Cyclone Savannah di Samudera  Hindia 972 hPa Max 75 kts berdampak pada terbentuknya palung tekanan udara rendah serta perlambatan angin di wilayah Jawa.

Faktor hangatnya suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa disinyalir ikut menyumbang tersedianya uap air yang melimpah bagi pembentukan awan hujan di wilayah Jawa. Kondisi tersebut diprakirakan menyebabkan udara hangat lembab serta labil sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang sepanjang hari.

Hujan sedang hingga lebat di wilayah DIY, diprakirakan terjadi di lima wilayah, yakni Kabupaten Kulon Progo (Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, dan Kalibawang), lalu Kabupaten Sleman (Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, dan Prambanan), kemudian Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul (Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, Dlingo), dan Kabupaten Gunungkidul (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semin, Ponjong).

Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrem, BMKG DIY mengeluarkan beberapa imbauan pada masyarakat. Pertama, waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor. Kedua, waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh. Ketiga, tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir.(OL-5)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya