Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Polda Sulsel Tangkap Pengedar Jaringan Internasional

Lina Herlina
14/3/2019 14:31
Polda Sulsel Tangkap Pengedar Jaringan Internasional
(MI/Lina Herlina)

KEPALA Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Irjen Hamidin merilis penangkapan dua bandar jaringan internasional dengan barang bukti 1 kg narkotika jenis sabu dari Kabupaten Pinrang.

Dua orang bandar tersebut adalah Arnold, 30, warga Pinrang dan H Pahri, 38, warga Sidrap, yang tertangkap di Jalan Salo, Kabupaten Pinrang, Selasa (12/3) pukul 11.35 Wita.

"Selain dua orang tersebut, ada seorang warga negara Filipina yang tinggal di Malaysia, sementara kami kejar. Sekarang sedang kami monitor keberadaannya secara maksimal," ujar Hamidin di Mapolda Sulsel, Kamis (14/3)

Selain barang bukti 1 kilogram sabu yang dikemas biasa seperti kemasan plastik, Team 2 Subdit 1 pimpinan Kompol Laode Masrun ikut nengamankan empat buah telepon genggam berbagi merek.

Menurut Hamidin, sebelum tiba di Pinrang, kristal bening dalam kemasan plastik itu masuk dari Malaysia, Nunukan, Tawau, kemudian ke Palu, lalu masuk ke Sulsel lewat jalan darat ke Pinrang.

"Untuk jaringannya sampai mana, ini masih pendalaman. Tapi ini jaringan lama, semua sedang didalami, semua tempat yang tidak diduga, bisa saja jadi target pengedaran barang ini. Perkembangannya nanti kita infokan," imbuhnya.

Baca juga: Polisi: Narkotika Baru ini Bikin Bahagia hingga Ingin Bunuh Diri

Ia juga menambahkan, jika jajaran Polda Sulsel banyak melakukan penangkapan di Wilayah Parepare dan sekitarnya, termasuk Pinrang.

"Bayangkan jika barang (sabu) ini beredar, kemudian anak-anak kita menggunakan, maka kita akan kehilangan satu generasi. Sebab orang yang gunakan ini, walau sudah direhabilitasi, bisa terpengaruh untuk kembali menggunakannya," urai Hamidin.

Terkait jumlah barang bukti, lanjut Hamidin, bisa digunakan antara 10-15 ribu orang.

"Jadi bayangkan jika digunakan orang sebanyak itu, maka kita kehilangan potensi untuk kembangkan masa depan bangsa, karena mereka jadi tidak produktif," pungkas Hamidin.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya