Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
GUBERNUR Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman Djohan mengatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Babel belum masuk dalam katagori Kejadian Luar Biasa (KLB) atau mewabah.
Ia menyebutkan dinas kesehatan hingga puskesmas telah mengantisipasi dengan kegiatan promosi dan sosialisasi untuk mencegah DBD.
Penyakit yang rutin menyerang setiap musim hujan yang disebabkan oleh nyamuk ini, sepaptutnya memang harus diantisipasi mengingat intensitas hujan yang terjadi cukup tinggi.
"Sampai sekarang kita belum menemukan kasus yangmewabah, ada satu dua yang ada di rumah sakit. Masih dalam tingkat wajar dan ini bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa, hujan sudah tinggi begini jumlah yang terserang belum banyak artinya apa yang dilakukan dinkes dan jajarannya untuk mencegah DBD kelihatan hasilnya," kata Erzaldi, belum lama ini.
"Kita intinya lebih baik mencegah daripada mengobati. Saya rasa dalam tahun keberhasilan promosi dinkes sampai ke pada level bawah dalam hal ini desa dan ibu PKK nya itu dilakukan dengan baik," sebutnya.
Erzaldi meminta agar pemerintah desa dapat menganggarkan dana antisipasi penyakit melalui dana desa, salah satunya untuk mengantisipasi DBD.
Ia menyebutkan, dana ini bisa masukkan dalam katagori pemberdayaan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat hidup sehat.
"Juru pemantau jentik bukan tidak ada, tapi sudah ada protap dan SOP. Jadi desa dengan kekuatan anggaran yang sudah ada di mereka itu bisa digunakan untuk pemeberdayaan masyarakat, termasuk untuk antisipasi bencana," ungkap dia.
Baca juga: Penderita DBD Capai 132 Kasus, Usia 5-14 Tahun Mendominasi
Menurutnya, kegiatan pemberdayaan tidak semata-mata untuk membayar honor. Namun, menyiapkan program antisipasi bencana misalnya masyarakat harus menjaga lingkungan.
"Sebagian desa kelompok sekalipun bukan dalam bayar honor, tapi ada anggaran siapkan untuk menanggulangi di BDB, di post anggarannya bukan mengantisipasi DBD, tapi mungkin anggaran dalam tanggap darurat bencana," ujarnya.
Ia menjelaskan, dana desa jangan hanya digunakan untuk pembangunan fisik. Desa menurutnya dituntut untuk kreatif dalam mengelola anggaran, namun ditegaskannya harus tetap mengacu pada aturan.
"Desanya harus kreatif, jangan membuat RKADes itu proyek melulu, tapi juga harus pemberdayaan. Pernah ada kejadian lapangan bola dikandangi, kan ini buat apa coba," tambahnya.
Terpisah, Analis Penyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Syaifullah, mengatakan sepanjang 2018 ada 764 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Babel denhan dua orang dinyatakan meninggal.
Kasus DBD ini, menurut dia umumnya menyerang anak-anak dan paling banyak terjadi di Pangkalpinang, Bangka dan Bangka Barat.
Ia menyebutkan, tahun 2018 terjadi peningkatkan kasus yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2017 yang hanya sekitar 300 kasus.
Menurut, untuk Januari 2019 ini juga menunjukkan trend peningkatkan kasus. Pasalnya, per 1-28 Januari sudah ada 70 kasus DBD yang tercatat pihaknya.
"Terdata kita Januari ini banyak yang muncul 70 kasus paling banyak di Bangka dan Pangkalpinang, dan tidak ada yang meninggal. Pangkalpinang
ini belum gerak camat dan lurahnya untuk mengajak masyarakat buang jentik nyamuk. Kalau tidak segera jumlahnya pasti bakal bertambah," katanya.
Ia menyebutkan, jumlah kasus ini masih terbilang sedikit dibandingkan dengan Provinsi lain, kendati demikian tidak boleh terlena tetap harus dilakukan antisipasi dan pencegahan agar tidak semakin merebak.
"Kita masih sedikit dan belum KLB, kalau KLB itu kan di suatu daerah, dalam periode yang sama ada peningkatan 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun atau periode sebelumnya," ujarnya.
Ia menyebutkan, kasus DBD di Babel merata dan terjadi hampir di tujuh kabupaten/kota. Oleh karena itu, pihaknya meminta agar kabupaten/kota dapat mengantisipasi ini dengan mengajak masyarakat untuk membuang jentik nyamuk.
"Khusunya Pangkalpinang, lurah dan camatnya harus proaktif, jangan sampai malah nanti makin banyak kasus. Ajak masyarakat untuk menggalakkan PSN. Camat, lurah, kades jangan tergantung fogging," pintanya. (OL-3)
Jambu biji kaya vitamin C, quercetin, dan trombinol yang membantu meningkatkan trombosit dan mempercepat pemulihan pasien demam berdarah (DBD).
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI merilis data terbaru mengenai tren kasus dan kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
Explore Babel 2025 ini sebagai wadah untuk mengeksplore destinasi pariwisata dan kuliner di Provinsi kita ke seluruh penjuru negeri.
Kendati tidak begitu luas, pihaknya tetap menghimbau warga di musim kemarau tidak membuka kebun dengan cara membakar.
Surat Pj Bupati ini hanya himbauan kepada Ayah di seluruh Kabupaten Bangka, hari pertama antar anaknya ke sekolah.
Ketua SPMB SMA Negeri 4 Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel) Zulkifli mengatakan antusias orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya ke SMA 4 luar biasa.
Untuk covid-19 ini, menurutnya, pemeriksaan tidak Langsung di dalam di Asrama haji, ada pemeriksaan lebih lanjut, tapi kalau pengambilan swabnya saat jemaah haji tiba.
Lebih lanjut Sukinda memprediksi jumlah pendaftar pada tahap 1 di hari kedua, akan terus mengalami penambahan hingga lonjakan pendaftar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved