Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Ganjar Kucurkan Dana Hibah Rp205 M untuk Guru Madin

Haryanto
22/1/2019 09:55
Ganjar Kucurkan Dana Hibah Rp205 M untuk Guru Madin
(Gubernur Ganjar Pranowo -- MI/Akhmad Safuan)

PEMERINTAH Provinsi Jawa Tengah (Jateng) akan mengucurkan dana hibah sebesar Rp205 miliar untuk insentif guru madrasah diniyah (Madin), ustadz TPQ, dan pengasuh pondok pesantren di Jateng yang jumlahnya mencapai 170.949 orang.

Menurut Gubernur Ganjar Pranowo, pemberian dana itu sebagai bentuk dukungan Pemerintah Provinsi Jateng terhadap kondisi guru madrasah agar semakin bermutu dan profesional dalam mendidik generasi ke depan.

"Kami ingin generasi nantinya menjadi manusia baik, mempunyai pemahaman baik tentang kehidupan. Bantuan ini juga karena para guru yang mengajarkan keagamaan belum semua ter-cover Kementerian Agama," katanya dalam dialog interaktif Mas Ganjar Menyapa (MGM) dengan tema Insentif untuk Guru Madrasah Diniyah di Puri Gedeh, Selasa (22/1) pagi.

Pola pencairannya menurut Ganjar, sama seperti dana hibah lainnya melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jateng. Para penerima akan menerima dana itu melalui rekening dan alamat yang sudah didata sebelumnya.

"Ada 170.949 guru madin, TPQ, dan pengasuh pondok pesantren yang terverifikasi Kemenag," paparnya.

Baca juga: 55% Sekolah dan Madrasah Terakreditasi B

Sementara itu, Wakil Gubernur Taj Yasin yang turut dalam kegiatan Mas Ganjar Menyapa berharap, para guru madin, TPQ dan pengasuh pondok pesantren membantu penguatan paham Islam rahmatan lil 'alamin.

"Semoga, dengan bantuan ini  bermanfaat dan tidak ada keluh kesah lagi dari para guru maupun ustad. Pondok pesantren, madrasah di Jateng ini penyumbang pendidikan keagamaan terbesat ketiga di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan," katanya.

Dengan demikian, menurut Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, para kiai zaman dahulu berinisiatif membangun negara dengan agama. Para penerus dan santri pun harus dikembalikan pemahamannya.

"Di Rembang, Batang, Tegal, Batang, Pekalongan, Kudus, Kebumen bantuan seperti itu sudah dilakukan melalui pemerintah setempat. Ketika sudah berikan bantuan, kita ajak kerjasama untuk menanggulangi paham radikal," tandasnya.

Di akhir acara, Ganjar berpesan kepada para guru madin, TPQ, dan pengasuh pondok pesantren untuk selalu memberikan pengajaran yang baik, begitu pula dengan para santri dan siswa untuk mengormati guru. Sehingga terwujud rasa saling peduli dan memahami. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya