Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SELAMAT tinggal 2018. Namun, lembaran duka masih menghiasi bumi Indonesia pada 2019.
Senin (31/12) sore, warga Dusun Cimapag, Kampung Cigarehong, Desa Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, dikejutkan bencana tanah longsor.
Sebanyak 30 rumah yang dihuni 32 kepala keluarga tertimbun dan 101 jiwa terdampak bencana tersebut. Sebanyak 63 orang selamat, 3 terluka, dan 35 lainnya diduga tertimbun. Hingga kemarin petang, jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 15 orang. Selain itu, 20 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
Dari 63 orang korban selamat, Suherman satu di antaranya. Lelaki berusia 31 tahun itu mengaku sempat menduga suara gemuruh dari atas rumahnya di sekitar kawasan perbukitan ialah sepeda motor.
Saat kejadian, ia bersama istrinya sedang menonton televisi di bagian tengah rumah. Namun, perkiraan Suherman meleset. Sejumlah rumah tetangganya sudah tertimbun oleh material tanah longsor.
“Kalau rumah saya, yang tertimbun bagian depannya. Saat itu saya bawa anak dan istri ke bagian belakang rumah,” tutur Suherman yang saat ini tinggal sementara di rumah kakaknya di Kampung Garehong.
Dia pun melihat longsoran tanah melumat sejumlah rumah. “Ya Allah, kami sempat melihat tanah terus bergerak. Semua rumah tetangga sudah terkubur,” kata Suherman.
Sepanjang 2018 rangkaian musibah seolah tak berujung. Mulai gempa bumi di Nusa Tenggara Barat, gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, gelombang pasang di Anyer, Banten, Kalianda, Lampung Selatan, dan Teluk Kilauan, Tanggamus, Lampung.
Terus melanda
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut 2018 sebagai ‘tahunnya bencana’. Pada 2019 ini, ribuan bencana diprediksi masih akan mengintai.
“Prediksi bencana selama 2019 lebih dari 2.500 kejadian bencana di seluruh wilayah Indonesia,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi kemarin.
Dari 2.564 bencana yang terjadi sepanjang tahun lalu, 96,8% merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung.
Bencana hidrometeorologi diperkirakan masih akan mendominasi pada 2019. Itu masih akan banyak terjadi, khususnya di daerah-daerah yang selama ini langganan dan rawan banjir dan longsor.
Menurut Sutopo, faktor perubahan lingkungan berpengaruh besar terhadap kerentanan bencana banjir dan longsor. “Masih luasnya kerusakan DAS (daerah aliran sungai), lahan kritis, laju kerusakan hutan, kerusakan lingkungan, perubahan penggunaan lahan menyebabkan bencana hidrometeorologi meningkat,” ungkapnya.
Alhasil, kondisi rawan bencana seperti itu menuntut kewaspadaan masyarakat yang lebih tinggi. “Perlu dipadukan antara iptek dan kearifan lokal dalam penanggulangan bencana,” pungkas Sutopo.
Di Tasikmalaya, Jabar, BNPBD mengantisipasi titik-titik lokasi rawan longsor dan banjir. “Kami memberikan berbagai peralatan ke 39 kecamatan tersebar di 351 desa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tasikmalaya, Ria Supiana, kemarin.
Pemerintah Kota Batu, Jatim, baru pada 2019 memasang alat peringatan dini bencana banjir. Kota Batu ialah hulu daerah aliran Sungai Brantas. (Dhk/AD/BN/X-4)
BNPB mengatakan bahwa jumlah rumah rusak tercatat ratusan unit dengan skala kerusakan sedang hingga berat.
Dana tunggu hunian akan diberikan kepada warga terdampak bencana selama tiga bulan ke depan
Upaya penanganan pascabencana harus dilakukan secara kolaboratif. Terutama harus melibatkan berbagai perangkat daerah teknis.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mewaspadai bencana rawan titik longsor yang terjadi di setiap kecamatan.
Bangunan tembok penahan tebing (TPT) SDN Genteng di Kelurahan/Kecamatan Baros Kota Sukabumi, Jawa Barat, ambruk tergerus akibat tanah longsor, Jumat (16/6).
Nilai kerugian bencana selama Mei di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencapai sebesar Rp748 juta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved