Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ribuan Bencana Mengintai

Benny Bastiandy
02/1/2019 07:45
Ribuan Bencana Mengintai
(ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan/wsj.)

SELAMAT tinggal 2018. Namun, lembaran duka masih menghiasi bumi Indonesia pada 2019.

Senin (31/12) sore, warga Dusun Cimapag, Kampung Cigarehong, Desa Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, dikejutkan bencana tanah longsor.

Sebanyak 30 rumah yang dihuni 32 kepala keluarga tertimbun dan 101 jiwa terdampak bencana terse­but. Se­­banyak 63 orang selamat, 3 terluka, dan 35 lainnya diduga ter­timbun. Hingga kemarin petang, jumlah korban yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 15 orang. Selain itu, 20 orang lainnya masih dalam proses pencarian.

Dari 63 orang korban selamat, Su­­­herman satu di antaranya. Lelaki ber­usia 31 tahun itu mengaku sempat menduga suara gemuruh dari atas rumahnya di sekitar kawasan per­bukitan ialah sepeda motor.

Saat kejadian, ia bersama istrinya sedang menonton televisi di bagian tengah rumah. Namun, perkiraan Suherman meleset. Sejumlah rumah tetangganya sudah tertimbun oleh ma­­terial tanah longsor.

“Kalau rumah saya, yang tertimbun bagian depannya. Saat itu saya bawa anak dan istri ke bagian belakang rumah,” tutur Suherman yang saat ini tinggal sementara di rumah ka­kaknya di Kampung Garehong.

Dia pun melihat longsoran tanah melumat sejumlah rumah. “Ya Allah, kami sempat melihat tanah terus bergerak. Semua rumah te­­­tangga sudah terkubur,” kata Su­­herman.

Sepanjang 2018 rangkaian mu­si­­­bah seolah tak berujung. Mulai gem­pa bumi di Nusa Tenggara Barat, gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, gelombang pasang di Anyer, Banten, Kalianda, Lampung Selatan, dan Teluk Kilauan, Tanggamus, Lampung.

Terus melanda
Badan Nasional Penanggulangan Ben­cana (BNPB) menyebut 2018 se­­­bagai ‘tahunnya bencana’. Pada 2019 ini, ribuan bencana diprediksi masih akan mengintai.

“Prediksi ben­­­cana selama 2019 lebih dari 2.500 kejadian bencana di seluruh wi­layah Indonesia,” kata Kepala Pu­­sat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi kemarin.

Dari 2.564 bencana yang terjadi sepanjang tahun lalu, 96,8% merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan puting beliung.

Bencana hidrometeorologi diperkirakan masih akan mendo­minasi pada 2019. Itu masih akan banyak terjadi, khususnya di daerah-daerah yang selama ini langganan dan rawan banjir dan longsor.

Menurut Sutopo, faktor perubahan lingkungan berpengaruh besar terhadap kerentanan bencana banjir dan longsor. “Masih luasnya keru­sak­an DAS (daerah aliran sungai), lahan kritis, laju kerusakan hutan, kerusakan ling­kungan, perubahan pengguna­an lahan menyebabkan bencana hid­­­ro­­meteorologi meningkat,” ung­kapnya.

Alhasil, kondisi rawan ben­­cana seperti itu menuntut kewas­padaan masyarakat yang lebih ting­­gi. “Perlu dipadukan antara ip­tek dan ke­arif­an lokal dalam penanggulangan bencana,” pungkas Sutopo.

Di Tasikmalaya, Jabar, BNPBD mengantisipasi titik-titik lokasi ra­wan longsor dan banjir. “Kami memberikan berbagai peralatan ke 39 kecamatan tersebar di 351 desa,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tasikmalaya, Ria Supiana, kemarin.

Pemerintah Kota Batu, Jatim, baru pada 2019 memasang alat peringata­n dini bencana banjir. Kota Batu ialah hulu daerah aliran Su­ngai Brantas. (Dhk/AD/BN/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya