Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Banyak Kios Kuliner di Depok Tutup karena Kelangkaan LPG 3 Kg

Kisar Rajagukguk
04/2/2025 20:32
Banyak Kios Kuliner di Depok Tutup karena Kelangkaan LPG 3 Kg
Kios tutup di pasar tradisional Depok(Kisar/MI)

BANYAK pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di bidang kuliner dari lima pasar tradisional di wilayah Depok, Jawa Barat terpaksa tutup lantaran  kerepotan mendapatkan gas elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg). Itu antara lain dampak dari pelarangan bagi pengecer menjual elpiji. Jual beli gas elpiji 3 kg hanya boleh di lakukan di pangkalan atau subpenyalur resmi pertamina. 

 “Kami mencari gas LPG 3 kg sejak hari Sabtu tidak ada yang jual. Kami pun memutuskan berhenti berusaha, " ujar Siti Luna, 56, owner warung makan Sambal Bakar Gila yang berlokasi di lantai 3 Pasar Cisalak, Jalan Raya Bogor, Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Selasa (4/2/2025).

Dikatakan, pedagang gas dan agen gas di sekitar Kelurahan Cisalak Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok,  yang biasanya menjual gas LPG 3 kg sudah 4 hari kosong. “Kami  tidak bisa berjualan,” keluh Siti.

Menurut Siti,  tidak hanya dia. Sekitar belasan kuliner di lantai 3 Pasar Cisalak yang tidak memiliki gas 3 kg terpaksa tidak berjualan pula dan menutup kiosnya.

“ Kami tidak mau beralih ke LPG 12 kg karena harga mahal. LPG 12 kg  harga jualnya Rp225 ribu sehingga kami terpaksa tutup, " ungkapnya 

Padahal, kata Siti, dalam beberapa bulan ini kondisi pembeli lagi agak turun. “ Kami menunggu sampai gas 3 kg tersedia di pedagang dan agen,  pemerintah harus menjamin  bahwa gas 3 kg tersedia di pedagang maupun di agen dalam beberapa hari ke depan,” ucapnya.

Senada, Anita, 33, owner makanan  dan minuman Pasar Tugu yang berlokasi di Jalan Raya Bogor, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok mengatakan, sementara tidak jualan dulu menunggu suplay elpiji 3 kg lancar di warung-warung.

Siti meminta Pemerintah dan Pertamina untuk  menjamin adanya ketersediaan gas elpiji 3 kg di pasaran. "Jangan sampai terjadi kelangkaan seperti yang kita saksikan sekarang ini," kata Nita.

Owner makanan dan minuman di Pasar Agung, Kelurahan Abadijaya, Surti, 40, mengaku harga elpiji 3 kg melonjak  beberapa hari terakhir ini. Dari tadinya Rp23 ribu naik menjadi Rp30 ribu. " Cepat naiknya, " kata Surti.

Pertamina menurut Surti harus memberikan parameter berapa jarak terjauh pangkalan bisa diakses oleh konsumen. " Jangan sampai masyarakat harus menempuh berkilo-kilo meter untuk mencapai pangkalan gas. Ini tentu akan menyulitkan konsumen dalam mengakses LPG, " ucapnya.

Pangkalan, sambung dia  juga harus didorong, agar jam operasionalnya lebih lama. Khususnya di masa transisi, dalam satu bulan ke depan. "Karena selama ini konsumen bisa beli di pengecer dengan waktu yang lebih longgar, bahkan banyak yang buka 24 jam," ujar Surti.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Tri Handoko mengatakan beberapa hari terakhir telah banyak warga memasak pakai tungku.

" Mereka tidak lagi memasak menggunakan kompor gas  karena kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram dalam beberapa hari terakhir. Sudah 4 hari (masak pakai tungku). Karena cari ke sana sini gasnya kosong," kata dia (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya