Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PEMERINTAH telah mencabut kebijakan agar pengecer dapat tetap menjual gas LPG atau Elpiji 3 kg. Namun, banyak pangkalan masih membatasi pembelian bagi warga yang hendak membeli.
Dari pantauan Media Indonesia, di sebuah pangkalan di kawasan Balas Klumprik, Surabaya, Jawa Timur, banyak warga yang mencari gas lepiji 3 kg, namun mereka kecewa karena dibatasi pembelian.
Untuk pembelian di pangkalan, kata mereka, ada minimal 10 tabung gas elpiji 3 kg. Sedangkan pembelian di bawah jumlah tersebut tidak dilayani.
“Maaf untuk sementara kalau beli harus di atas 10 tabung,” kata seorang petugas pangkalan.
Sejumlah warga yang ditemui mengaku masih kesulitan membeli elpiji 3 kg. Sebab, banyak toko eceran masih kosong. Kalapun ada, harga satu tabung elpiji 3 kg, disebut melambung tinggi hingga Rp25 ribu per tabung.
“Kalau tidak perlu betul jangan beli dulu, harganya mahal Rp25 ribu pertabung,” kata Hadi pemilik toko kelontong di kawasan Kebraon Surabaya. (H-3)
Adapun modus operandi yang mereka lakukan, yakni memindahkan isi tabung gas elpiji 3 kilogram ke gas elpiji ukuran 12 kilogram untuk mereka jual kembali.
KETUA Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi meminta pemerintah membatalkan wacana penerapan kebijakan satu harga untuk elpiji 3 kg.
Untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi energi khususnya gas elpiji 3 kg, Pertamina Patra Niaga menyiapkan tambahan pasokan sebesar 7,38 juta tabung.
Apabila ditemukan kendala ketersediaan LPG atau harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), masyarakat dapat segera melapor melalui layanan pelanggan di 135.
Jika ada oknum yang menyalahgunakan subsidi ini untuk keuntungan pribadi, tindakan tegas akan diambil, termasuk kemungkinan pemeriksaan oleh aparat hukum.
PT Pertamina Patra Niaga menyoroti maraknya informasi keliru mengenai elpiji 3 kg yang beredar di media sosial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved