Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bukan One Way, Ini Solusi Urai Macet di Jalur Puncak Bogor

Akmal Fauzi
16/9/2024 17:34
Bukan One Way, Ini Solusi Urai Macet di Jalur Puncak Bogor
Kemacetan di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat .(Antara)

PENGAMAT transportasi Budiyanto mengatakan kemacetan panjang di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat tidak bisa diselesaikan dengan cara menerapkan sistem satu arah atau one way pada waktu tertentu. Pemerintah daerah diminta untuk memperlebar jalan atau kapasitas parkir serta memperketat pengawasan di jalur alternatif.

Budiyanto menjelaskan persoalan kemacetan panjang di area Puncak disebabkan kapasitas daya tampung parkir di lokasi wisata tidak bisa menampung kendaraan, khususnya saat libur panjang.

"Pada akhirnya kendaraan memarkirkan di bahu jalan bahkan sampai pada badan jalan. Hal yang sama terjadi pada lokasi kuliner, mereka menempatkan kendaraan sesuai selera dan tidak sedikit memanfaatkan untuk beristirahat di mobil yang diparkir di pinggir jalan," kata Budiyanto kepada Media Indonesia, Senin (16/9).

Baca juga : Macet Belasan Jam di Jalur Puncak, Pengamat Nilai Harus Ada Solusi Jangka Panjang

Mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya itu menilai upaya mengurai kemacetan seperti sistem satu arah atau one way kurang berjalan efektif karena masih banyak jalan alternatif yang bisa dilalui kendaraan.

Banyak warga yang memanfaatkan keuntungan dengan mengarahkan kendaraan dari arah Jakarta atau sebaliknya melalui jalur alternatif ketika mereka tidak bisa melintas karena ada sistem satu arah atau ganjil genap.

"Akibatnya, pada waktu dan titik tertentu sudah dipastikan ada pertemuan kendaraan atau titik konflik yang berujung kemacetan," jelasnya.

Baca juga : Macet 14 Jam di Jalur Puncak, Polres Bogor Jelaskan Alasannya

Ia juga menyoroti sistem satu arah yang terlalu lama kurang efektif karena akan mengorbankan kendaraan dari arus yang berlawanan. "Berhenti atau mobil tidak bergerak terlalu lama dengan mesin tetap hidup akan menimbulkan emisi gas buang yang bisa membahayakan kesehatan dan dapat berisiko pada kondisi manusia yang kurang fit saat itu."

Budiyanto menyarankan agar pemerintah daerah bisa melebarkan jalan dengan menertibkan bangunan semi permanen di jalur Puncak atau dengan membangun jalan tol baru yang bisa mengurai kepadatan kendaraan.

Selain itu, skema pembatasan kendaraan berdasarkan pelat ganjil genap tetap bisa diberlakukan dengan memastikan berjalan efektif dan melakukan pengawasan dan pengetatan di jalur alternatif. "Penempatan anggota baik secara terpusat maupun yang patroli harus ditingkatkan untuk dpt mendeteksi titik kemacetan," tandasnya. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eksa
Berita Lainnya