Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INSTITUT Studi Transportasi (Instran) menilai kejadian besi jatuh menimpa jalur MRT Jakarta di Blok M, Kamis (30/5) lalu, merupakan catatan buruk bagi konstruksi karena telah melanggar regulasi PP 56/2009.
Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang mengatakan PT Hutama Karya diminta menghentikan sementara proyek yang sedang dilakukan di kawasan tersebut.
"Lebih baik dihentikan dahulu sementara sebelum ada kejelasan keselamatan di fasilitas umum di jalur transportasi," jelasnya, melalui keterangan tertulis, Senin (3/6).
Baca juga : Lama Waktu Pemberhentian Operasional MRT Belum Bisa Dipastikan
Ia menyayangkan kejadian tersebut karena material berat yang jatuh menimpa di fasilitas umum di jalur MRT, sempat membetur sarana MRT saat melintas melintas.
Walaupun tidak terdapat korban jiwa, menurut Deddy, hal itu sangat jelas bahwa kontraktor tersebut tidak profesional dalam manajeman keselamatan.
"Kontraktor yang melakukan kegiatan di fasilitas umum, biasanya dilaksanakan pada malam hari namun kali ini kontraktor melakukan di waktu kerja sibuk (peak time)," jelasnya.
Baca juga : Besi Proyek Jatuh, Operasional MRT Jakarta Berhenti Sementara
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 56 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian di Pasal menyebutkan bahwa Ruang manfaat jalur (rumaja) kereta api pada permukaan tanah yang berada di bawah jembatan dan di atas permukaan tanah dapat dipergunakan untuk kepentingan lain dengan syarat di poin (c) tidak membahayakan keselamatan perjalanan kereta api.
"Jadi dapat diduga bahwa kontraktor HK tersebut telah melanggar aturan PP ini karena kegiatan derek (crane) tepat di atas langsung jalur MRT," ujarnya.
"Jika PT MRT mau menuntut secara hukum, kontraktor yang menyebabkan kecelakaan dapat dituntut secara pidana sesuai KUHP," imbuh Deddy.
Baca juga : Jepang Resesi, MRT Jakarta Pastikan Pendanaan Proyek Tidak Terpengaruh
Sebagai informasi, insiden jatuhnya material besi dari alat konstruksi proyek yang digarap oleh PT Hutama Karya (Persero) menyebabkan berhentinya operasional MRT Jakarta selama tujuh jam dari pukul 16.54 hingga 00.00 WIB pada Kamis (30/5) sehingga terjadi pembatalan semua perjalanan MRT.
Keesokan harinya, Jumat (31/5), MRT kembali berjalan normal sesuai jam operasional yang berlaku, yaitu mulai pukul 05.00 hingga 24.00 WIB.
"Kejadian ini diharapkan menjadi edukasi bersama bagi kontraktor umumnya agar selalu patuh terhadap regulasi keselamatan baik regulasi K3 dan peraturan umum mengenai penggunaan fasilitas publik untuk kegiatan konstruksi," pungkasnya. (Z-1)
Kolaborasi MRT Jakarta dengan Kredivo Hadirkan Metode Pembayaran Paylater
Daftar Lengkap Tarif MRT Jakarta antar Stasiun
MRT Jadi Jawaban Tantangan Kota Jakarta
Hingga sekarang antusiasme masyarakat untuk naik MRT belum juga surut. Bahkan di musim liburan kemarin masih banyak warga yang memang sengaja berwisata di MRT.
Catatan kritis terkait adanya bagian tembok Pasar Jambu Dua yang roboh dan menyebabkan kerusakan terhadap dua kendaraan
Pengerjaan proyek pelebaran Jalan Krukut dan turap Kali Cabang Barat masih di bawah 100%, menjelang akhir masa kontrak di Desember 2023.
Sehingga sebelum serah terima bangunan sekolah dipastikan bangunannya sudah layak difungsikan.
Ribuan petani Italia membawa traktor mereka berdemonstrasi menekan pemerintah memperbaiki perekonomian kelas petani.
Ribuan petani Spanyol menggunakan traktor untuk kedua kalinya memblokir jalan di seluruh negeri sebagai bagian dari protes Eropa terhadap impor lebih murah dan regulasi yang ketat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved