Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KAPOLRES Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkapkan bahwa kasus terjunnya satu keluarga dari lantai paling atas Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih menunggu pemeriksaan ahli dan laboratorium forensik.
"Untuk kasus Penjaringan ini terus terang masih belum rilis karena belum final, kami masih nunggu pemeriksaan sejumlah ahli dan laboratorium forensik," kata Gidion kepada wartawan, Senin (18/3).
Gidion mengatakan, terdapat tiga ahli yang terlibat dalam penyidikan kasus ini mulai dari ahli forensik yang berkaitan dengan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), ahli psikologi forensik, dan ahli kinetis yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadi aksi tersebut.
Baca juga : Polisi Periksa Saksi dari Kasus 4 Orang Bunuh Diri di Apartemen Teluk Intan
"Pertanyaan besarnya apakah ini murni bunuh diri atau ada pihak lain yang menyebabkan aksi ini terjadi," ujarnya.
Menurutnya pertanyaan ini yang harus dijawab dengan investigasi keilmuan (scientific investigation) dari laboratorium forensik.
Selain itu, pihaknya juga sudah memeriksa 12 saksi dari pihak keluarga, orang yang berada di lokasi dan lainnya.
Baca juga : Kasus Bunuh Diri Sekeluarga, Pengamat: Anak-anak Tak Bisa Bersepakat, Mereka Korban
"Korban ini tertutup dengan keluarga lainnya bahkan sudah satu tahun tidak berkomunikasi dengan keluarganya," ucapnya.
Kemudian, lanjut Gidion, biasanya dalam peristiwa bunuh diri ditemukan tanda-tanda yang ditinggalkan korban baik berupa catatan digital atau pesan.
Namun, dalam kasus ini ponsel milik korban semua hancur dan sulit untuk diekstrak sehingga menjadi kendala tersendiri.
Baca juga : Polisi Kembali Olah TKP Selidiki Motif Bunuh Diri Sekeluarga
"Kami masih mengumpulkan semua keterangan untuk menetapkan penyebab kejadian tersebut," tuturnya.
Diketahui sebelumnya, polisi menyebut bahwa empat orang yang tewas diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 22 di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara merupakan satu keluarga.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gideon Arif Setiawan menyebut keempat korban masing-masing berinisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL(16).
Baca juga : Bunuh Diri Mencuat Akibat Negara Abai
"Iya korban tewas satu keluarga," kata Gideon kepada wartawan, Sabtu (10/3).
Berdasarkan hasil hasil penyelidikan awal, kata Gideon, peristiwa dugaan bunuh diri ini terjadi pada Sabtu (8/3) sekitar pukul 16.15 WIB. Ketika itu sekuriti apartemen mendengar suara benturan keras di sekitar area parkir.
"Ketika menoleh ternyata terdapat empat mayat yang sudah tergeletak di pelataran parkir dalam posisi terlentang," katanya.
Kini, Keempat korban telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo atau. Keempatnya merupakan dua pria dan dua perempuan.
Gideon menambahkan, saat ini penyidik masih terus mendalami motif satu keluarga tersebut melakukan bunuh diri. Pendalaman dilakukan dengan memeriksa saksi dan anggota keluarga korban. (Z-8)
Mulai hari ini, dia menjadi anak asuh saya. Dia akan melanjutkan pendidikan di SMA negeri sampai tamat dengan biaya dari saya
POLISI mengungkap kronologi tewasnya seorang pegawai Bank Indonesia (BI) usai melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari Helipad yang berada di Gedung Bank Indonesia.
Akun dengan nama @DirekturBI menyebut bahwa seorang pria berinisial RK, 24, tewas usai melompat dari Helipad Gedung Bank Indonesia pada pukul 06.30 WIB, Senin (26/5).
Polsek Setiabudi masih menyelidiki kasus remaja berinisial AR,14, yang tewas bunuh diri di Ciputra World 1, Mega Kuningan, Jakarta.
Diduga korban nekat mengakhiri hidupnya usai putus dengan pacarnya. Kasus masih diselidiki oleh Polsek Cengkareng.
Dua kasus bunuh diri warga dan kasus pelecehan seksual pembegalan payudara jadi catatan dalam pelaksanaan Operasi Ketupat CandiĀ (OKC) 2025 di Solo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved