POLISI menggunakan satelit dan drone guna mendeteksi penyebab kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara (Jakut) pada Jumat (3/3).
"Kita deteksi kebakaran, alat yang digunakan adalah satelit untuk mencari tahu titik api," kata Kepala Pusat Laboratorium Forensik (Kapuslabfor) Polri Brigjen Haris Aksara.
"Kita buat drone sehingga bisa fokus titik awal (api) pertama dari mana," imbuhnya.
Haris menambahkan, olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) akan dilakukan jika lokasi kebakaran telah dinyatakan aman.
"Sementara kita belum mengatakan itu (aman) karena kita menunggu informasi. Kita akan koordinasi lagi, belum tahu apakah masih ada korban tertimbun atau tidak," tuturnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga mengatakan olah TKP akan dilakukan jika lokasi kebakaran telah dinyatakan aman.
"Olah TKP hari ini, menunggu clear HSE (Health, Safety, and Environment). Setelah ada HSE baru kita masuk ke TKP, sampai HSE menyatakan ini sudah aman," kata Truno, Sabtu (4/2).
Baca juga: Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Legislator Minta Investigasi Menyeluruh
Kepolisian bersama sejumlah pihak lainnya masih melakukan proses evakuasi korban kebakaran tersebut.
"Polri atau Polda Metro Jaya tidak sendiri ya di sini ada SAR, TNI, BPBD, kemudian ada Sudin Pemadam Kebakaran kemudian PMI tentu ada Pemerintah Daerah Provinsi DKI. Nanti kita akan berkolaborasi semuanya untuk lebih mempercepat evakuasi apabila memang masih ada korban," tutupnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dalam siaran persnya mencatat 17 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Selain itu, terdapat 49 orang luka berat dan 2 orang luka ringan.
Sejauh ini, hingga Sabtu (4/3) dini hari, sebanyak 693 orang mengungsi dan tersebar di enam titik yakni kantor PMI Jakarta Utara, masjid As Sholihin, kantor Kelurahan Rawa Badak Utara, kantor Golkar Walang, kantor Sudin Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi, dan masjid Al Muhajirin.
Jumlah ini masih bisa bertambah maupun berkurang karena BPBD terus melakukan pendataan terhadap warga. Selain itu, ada dua titik pengungsian yang belum selesai didata yakni Stadion Rawa Badak dan RPTRA Rasella.(OL-5)