Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RATUSAN warga Jalan Kebon Pala RW 04 Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur yang menjadi korban banjir mengaku belum mendapatkan bantuan makanan dari pemerintah daerah, meski sudah empat hari wilayah itu terendam.
Ketua RT 13/RW 04 Sanusi di lokasi banjir Kebon Pala, menyebutkan sejak Jumat (24/2) hingga Senin ini sebanyak 155 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir belum mendapat bantuan makanan siap saji dan bantuan membersihkan lumpur sama sekali.
"Belum ada bantuan makanan dan bantuan bersih-bersih lumpur oleh petugas," ujar Sanusi di Jakarta, Senin.
Warga, kata dia, harus memenuhi kebutuhan sendiri makan sehari-hari, dan membersihkan sendiri timbunan lumpur bercampur sampah imbas banjir dari rumah dan jalan lingkungan.
Menurut Sanusi, hanya bantuan evakuasi dari petugas gabungan Polairud, Brimob, Satpol PP, dan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur yang selalu bersiaga di posko banjir.
Padahal, jarak antara permukiman warga RW 04 Kebon Pala yang terdampak banjir luapan Kali Ciliwung dengan kantor Kelurahan Kampung Melayu hanya berjarak 100 meter.
Baca juga: 82 RT di Jakarta Kebanjiran, Terparah Jakarta Timur
"Pas hari Sabtu dan Minggu banjir sempat surut, tapi belum surut total karena bagian belakang rumah warga masih terendam sekitar 20 sentimeter. Kalau Senin siang ini ketinggian 1,75 meter," ujar Sanusi.
Sanusi menuturkan selama empat hari terdampak banjir, ketinggian luapan Kali Ciliwung paling parah terjadi pada Senin ini.
Mayoritas warga pun masih bertahan di lantai dua rumahnya dengan alasan sudah terbiasa menjadi korban banjir luapan Kali Ciliwung selama puluhan tahun.
Namun, sebanyak 11 orang yang merupakan warga lanjut usia (lansia) dan bayi di bawah lima tahun (Balita) mengungsi ke aula kantor Kelurahan Kampung Melayu akibat banjir luapan Kali Ciliwung.
"Dengan ketinggian 1,75 meter sekarang belum tahu kapan surutnya. Mungkin bisa besok, karena dari hari Jumat sampai sekarang saja belum surut total. Ini sekarang air stagnan," kata Sanusi.
Sementara Lurah Kampung Melayu Angga Harjuno Rakasiwi ketika didatangi ke kantornya untuk dikonfirmasi tidak berada di tempat karena sedang sakit.(Ant/OL-4)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Bantuan ini merupakan bentuk komitmen dan konsistensi Pegadaian dalam memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat
Warga sangat antusias dengan bantuan tersebut, karena sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Adapun bantuan yang disampaikan antara lain bahan makanan, makanan siap saji, popok bayi dan juga beras.
Berbagai aksi solidaritas yang bermunculan di dunia nyata dan media sosial dinilai merupakan gejala sosial yang baik.
“Dana tersebut dari Pemprov Jabar sebesar Rp2 miliar dan BNPB Rp1 miliar yang diperuntukan bagi korban banjir,” kata Tri, Senin (6/1).
Bahkan, mesin pengeringnya pun bisa dipakai secara cuma-cuma alias gratis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved