Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
RED Nose Foundation (RNF) menggelar Annual Community Circus bertajuk 'Red Nose is Back’ yang menandai kembalinya Red Nose Foundation dalam menjalankan visi misi untuk memberdayakan komunitas kampung nelayan di Cilincing, Jakarta Utara yang sudah dirintis semenjak 2008
Annual Community Circus yang diadakan oleh RNF dibuka dengan parade sirkus di sekeliling Gedung North Jakarta Community Center for Children (NJCCC), Cilincing. Keseruan parade sirkus badut menghiasi jalanan sekitar kampung nelayan sebagai perayaan kembalinya Annual Community Circus setelah dua tahun menjalankan kegiatan secara daring karena pandemi Covid-19.
Berbagai atraksi sirkus seperti Performance Troupe, Juggling Club, Juggling Ring, Putar Ring, Chinese Yoyo, Clown, Flowers stick, Acrobat dan Fire Dance yang dimeriahkan oleh seluruh murid-murid RNF kali ini digelar di Gedung NJCCC, Sabtu (29/10/2022). Acara ini juga menandai keberadaan Red Nose Foundation di Cilincing, di mana pada 2022 telah memasuki usia yang ke-14 tahun.
Red Nose Foundation mempunyai komitmen untuk membantu anak-anak kurang mampu dalam menggapai mimpi mereka untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Terutama anak-anak pengupas kerang dan anak-anak yang putus sekolah yang tinggal di sekitar gedung RNF.
Dalam Annual Community Circus, ratusan penonton terpukau dengan penampilan anak-anak murid RNF yang mampu menghadirkan pertunjukan hebat dan bervariasi di hadapan donor, partner, dan tamu-tamu undangan lainnya.
Baca juga : PFIJ Gelar Pameran Foto Bertajuk Rekam Jakarta 24+
"Cilincing menjadi salah satu kecamatan yang mendukung wilayah yang aman untuk anak, dan kami telah mempercayakan Red Nose sebagai salah satu pelopornya," ungkap Willy, perwakilan dari Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Cilincing.
Kegiatan Annual Community Circus tahun ini merupakan kegiatan berkelanjutan dari volunteering serta pembagian sembako bersama General Electric Indonesia untuk para pengupas kerang di kampung nelayan, Cilincing dan juga beberapa warga di sekitaran Gedung NJCCC.
"Saya sangat senang dan bangga saat melihat penampilan anak-anak. Penampilannya sangat bagus dan memukau," sebut Mama Zola, salah satu orang tua siswa yang sudah belajar di Red Nose Foundation sejak 2018.
"Dulu saya juga pernah belajar di Red Nose Foundation dan saya pernah berada di atas panggung yang sama. Mungkin orang hanya bisa melihat hasil, tapi proses yang ditempuh sebenarnya cukup panjang untuk bisa menghasilkan sebuah karya seni, terima kasih Red Nose untuk penampilan kali ini," ucap Rozi dari Sahabat Pulau, salah satu partner dari Red Nose Foundation.
Nyanyian Que Sera-Sera serta penampilan dari seluruh anggota Performance Troupe RNF menjadi acara penutup kegiatan Annual Community Circus 2022 sekaligus menjadi pengingat kepada anak-anak dan kita semua yang merayakan sirkus tahunan kali ini untuk tetap berjuang untuk meraih mimpi dan pendidikan yang lebih baik. (RO/OL-7)
Pembangunan kolaborasi waduk yang memiliki luas 3,8 hektare ini dilakukan untuk mengatasi genangan di Kelurahan Semper Barat.
Klaster permukiman ini berawal dari satu keluarga yang positif Covid-19 setelah menggelar tahlilan di rumah.
Bertepatan dengan Hari Laut Sedunia, Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) melakukan edukasi dengan tajuk “Literasi Pesisir” kepada anak-anak Kampung Nelayan Kalibaru, Cilincing, Jakarta.
Krematorium Cilincing sudah mengkremasi sedikitnya 75 jenazah pasien covid-19.
SEBUAH truk trailer mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Raya Cilincing, tepatnya lampu merah arah Marunda, Cilincing wilayah Jakarta Utara, pada Rabu (4/8) malam.
Hanya satu orang yang dijadikan tersangka dalam kasus ini yakni pengendara mobil yang melakukan tabrak lari tersebut.
Kerja sama ini merupakan komitmen JNE untuk terus bermanfaat bagi masyarakat luas
Kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Batu Hiu itu menimpa tiga nelayan. Satu nelayan bisa diselamatkan,
Upacara adat itu merupakan bentuk rasa syukur para nelayan di Desa Ciwaru atas hasil tangkapan ikan. Acaranya rutin digelar setiap tahun.
Terjebaknya ke 75 nelayan itu akibat terjangan gelombang tinggi yang memutus jembatan terbuat dari bambu, pada Rabu (16/10)
Kegiatan mencari ikan dilaut tetap dilakukan meski kondisi cuaca saat ini sangat tidak bersahabat dan mengancam jiwa.
Di tengah laut cuaca bisa cepat berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved