Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Progres Vaksin Booster Lambat, Dinkes DKI: Warga Pilih-pilih Vaksin

Putri Anisa Yuliani
18/3/2022 16:37
Progres Vaksin Booster Lambat, Dinkes DKI: Warga Pilih-pilih Vaksin
Ilustrasi(ANTARA)

KEPALA Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia menyebut pencapaian vaksinasi penguat atau booster di DKI tak secepat vaksin primer.

Untuk Vaksinasi Program, total dosis 1 saat ini sebanyak 12.439.851 orang (123,4%), dengan proporsi 70% merupakan warga ber-KTP DKI dan 30% warga KTP Non DKI. 

Baca juga: Wagub: KPK Sebut Potensi Kebocoran APBD DKI Jakarta Tinggi

Jumlah yang divaksin dosis 1 per Kamis (17/3) sebanyak 3.107 orang. Sedangkan, total dosis 2 kini mencapai 10.491.299 orang (104%), dengan proporsi 73% merupakan warga ber-KTP DKI dan 27% warga KTP Non DKI.

Jumlah yang divaksin dosis 2 sebanyak 4.611 orang. Vaksinasi dosis ke-3 (booster) juga dilakukan. 

Kemudian, untuk total dosis 3 sampai saat ini sebanyak 1.755.583 orang dan jumlah yang divaksin dosis 3 per Kamis (17/3) ada 41.062 orang. 

Menurut dia ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal ini. "Iya itu juga kita sama-sama gemes ayo itu. Artinya begini, kelihatannya sekarang orang yang booster lebih senang kalau booster ada di dekat rumahnya, di dekat tempat tinggal. Kita berusaha memperbanyak mobile vaksin," kata Dwi saat dikonfirmasi, Jumat (18/3).

Di samping itu, faktor lainnya adalah banyak warga yang memilh jenis vaksin booster. Padahal, Kementerian Kesehatan telah menjamin bahwa efektivitas vaksin jenis apapun sama baiknya bagi masyarakat.

"Sama saja sebenarnya. Ada yang KIPI demam dan ada yang tidak. Jadi sama saja," ungkapnya.

Ia pun mengimbau agar masyarakat yang sudah mendapatkan tiket vaksin booster di aplikasi Peduli Lindungi segera melakukan vaksin booster. Vaksin booster penting sebab, kekebalan tubuh yang terbentuk melalui vaksin primer memiliki jangka waktu tertentu.

Terlebih lagi, sifat virus covid-19 yang akan selalu bermutasi.

"Dia akan selalu bermutasi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Karena itu ada booster. Dan mungkin bisa jadi kita butuh dosis keempat dan seterusnya sampai beberapa tahun ke depan," jelasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya