Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

DKI Legawa PPKM Belum Turun Dari Level 3

Putri Anisa Yuliani
05/10/2021 16:02
DKI Legawa PPKM Belum Turun Dari Level 3
Penumpang KRL akan menaiki rangkaian kereta di Stasiun Manggarai, Jakarta.(MI/Andri Widiyanto)

PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta menghargai keputusan pemerintah pusat yang belum menurunkan level PPKM di Jakarta. Sebelumnya, pemerintah pusat masih menetapkan Jakarta berada pada PPKM level 3 bersama dengan wilayah Bodetabek.

Diketahui alasan pemerintah pusat belum mau menurunkan level PPKM di Jakarta karena dipengaruhi penanggulangan covid-19 di Bodetabek. Ada daerah di Bodetabek yang capaian vaksinasinya masih di bawah target.

"Kalau untuk intervensi level PPKM dari awal kita menyadari pengendalian covid-19 tidak bisa berdiri sendiri, harus dengan wilayah aglomerasi, bahkan Jawa-Bali atau luar Jawa-Bali kalau lihat dari sisi pemerintah," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, saat dikonfirmasi, Selasa (5/10).

"Jadi kita tentu menghargai keputusan level PPKM. Toh, kalau PPKM levelnya masih di level 3 tapi ada penyesuaian di kegiatan masyarakat kan. Jadi walaupun kalau sama-sama PPKM level 3 tetapi ada penyesuaian dari sisi aktivitas yang dibolehkan untuk publik. Jadi nggak apa-apa," terangnya.

Baca juga: Masih Ada Warga BAB Sembarangan, Pemkot Jakpus Gandeng CSR

Di samping itu, ia berharap kecepatan penanggulangan covid-19 di Bodetabek bisa menyamai kecepatan Jakarta. Seperti misalnya capaian vaksin, ia mendorong agar warga di Bodetabek dan juga Jakarta yang belum divaksin agar segera mendatangi sentra vaksin.

"Yang kita harapkan tentu semua masyarakat yang ada di Jakarta, yang aglomerasi yang belum vaksin, ayo vaksin. Banyak di mana-mana jangan sampai nggak vaksin," tukasnya.

Di sisi lain, Pemprov DKI juga sampai saat ini terus melakukan upaya persuasi kepada warganya yang belum vaksin agar segera ikut vaksin.

"Itu secara persuasif tentu pimpinan wilayah setempat pengurus RW, pengurus RT, lurah kan lebih mengenal warganya, kemudian mengetahui manna yang belum vaksin itu untuk diedukasi. Tergantung misalnya perlu diberikan penyuluhan lagi, dibantu kalau yang susah menuju tempat vaksin, atau vaksinasinya bikin tempat vaksin keliling. Oh di daerah sini misalnya belum pernah dikunjungi vaksin keliling, sekarang dilakukan. Misalnya seperti itu," imbuhnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya