Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Masih Banyak Warga BAB Sembarangan, Pemkot Jakpus: Perlu Penanganan Komprehensif

Putri Anisa Yuliani
28/9/2021 17:27
Masih Banyak Warga BAB Sembarangan, Pemkot Jakpus: Perlu Penanganan Komprehensif
Warga mencuci pakaian di toilet umum yang dibangun di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta, Rabu (21/11/2018)(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj. )

PEMERINTAH Kota Jakarta Pusat menyebutkan masih banyak warga yang tidak memiliki sanitasi yang baik serta BAB sembarangan (BABS). Wakil Wali Kota Jakarta Pusat, Irwandi, mengatakan, setidaknya terdapat ribuan kepala keluarga yang tidak memiliki tanki septik dan mengalirkan pembuangan limbahnya ke kali atau saluran air.

Ribuan KK tersebut tersebar di delapan kelurahan yakni Tanah Tinggi, Johar Baru, Kampung Rawa, Kwitang, Cikini, Kramat, Karang Anyar, dan Duri Pulo. 

Baca juga: Formula-e Tidak Berpihak pada Rakyat Kecil, PSI: Starling Bisa Jualan?

"Memang meskipun Jakarta Pusat ini pusat kota tetapi masih ada warga yang BABS. Mereka tersebar di kelurahan yang saya sebutkan itu," kata Irwandi saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (28/9).

Irwandi mengatakan salah satu upaya untuk memberikan warga sanitasi yang layak adalah bekerja sama dengan PD PAL Jaya lewat pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Namun, IPAL komunal membutuhkan lahan. Sementara itu, rata-rata warga yang belum memiliki sanitasi tersebut tinggal di permukiman padat penduduk yang kumuh.

"Ini yang sulit. Tidak semua bisa dibangun IPAL. Karena kita butuh lahan. Sementara di sana itu rata-rata sudah padat sekali. Rumah-rumah itu berhimpitan, nempel sekali. Kalaupun kita mau bebaskan lahan, nggak bisa karena banyak yang nggak ada sertifikatnya," jelas Irwandi.

Tantangan teknis dan non teknis inilah yang membuat Pemprov DKI kesulitan membantu warga menyediakan sanitasi. Untuk itu, ia menilai harus ada penanganan komprehensif jika ingin menyelesaikan masalah ini.

"Caranya dengan melakukan penataan kampung kumuh secara komprehensif seperti memindahkan warga yang rumahnya tidak bersertifikat atau tinggalnya ilegal di situ ke rusun. Lalu yang memang punya sertifikat kita tata dengan baik. Kalau belum ada sanitasi ya kita bangun IPAL," pungkasnya.

Sebelumnya, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2021, sekitar 7% warga di Jakarta diidentifikasi masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Untuk mengatasi hal ini, Dinas Sumber Daya Alam DKI Jakarta menggandeng BUMD PD PAL Jaya melakukan revitalisasi tanki septik. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya