Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DINAS Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta, menyatakan pekerja sektor non-esensial diperbolehkan kembali bekerja di kantor. Namun, dibatasi sebanyak 25 persen dari jumlah pegawainya.
Kebijakan tersebut mengacu dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No: 43 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dan Level 2 di Wilayah Jawa dan Bali, untuk wilayah yang berstatus PPKM level 3, termasuk DKI Jakarta, sektor non-esensial mulai ada pelonggaran.
Pelonggaran ini juga seirimg diperbolehkannya anak-anak usia di bawah 12 tahun boleh masuk mal lagi.
Kepala Disnakertransenergi DKI Andri Yansyah, menerangkan bahwa aturan diperbolehkannya kembali pekerja non-esensial bekerja akan diatur dalam Surat Keputusan Kadisnakertransenergi DKI Jakarta.
"Mau tidak mau kita akan laksanakan giat monitoring dan pengawasan. Semula hanya pengawasan dan monitoring untuk sektor kritikal dan esensial, kini juga sektor non-esensial yang sudah bisa beroperasi sebanyak 25 persen," jelasnya, Rabu (22/9).
Bagi pekerja non-esensial, lanjut Andri, wajib menunjukkan surat vaksin melalui aplikasi Peduli Lindungi saat hendak masuk kantor.
Andri menyebut akan ada mekanisme mengurus QR code yang akan disosialisasikan Disnakertransenergi kepada para asosiasi yang beranggotakan perusahaan-perusahaan dari sektor non-esensial.
Hai tersebut perlu dilakukan agar perusahaan-perusahaan non-esensial bisa mengurus QR code yang terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi.
"Harus menggunakan aplikasi Peduli Lindungi, kalau belum ya jangan suruh masuk. Yang boleh masuk yang udah mengakses Peduli Lindungi," tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan bahwa jumlah pengawas ketenagakerjaan jauh dari rasio imbang jika dibandingkan dengan jumlah seluruh pekerja di Ibu kota.
Andri mengemukakan fungsi pengawas ketenagakerjaan salah satunya adalah untuk memastikan semua perusahaan menerapkan praktik keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
"Jumlah pengawas ketenagakerjaan sampai saat ini hanya 59 orang, artinya sangat jauh dari yang dibutuhkan," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Jakbar Tambah Kapasitas Saluran Air di Duri Kepa
BARU beberapa waktu dibuka, pendaftaran mahasiswa baru Universitas Terbuka (UT) langsung diserbu lebih dari 105.000 pendaftar.
Persyaratan usia dalam proses rekrutmen kerja dianggap relevan lantaran lonjakan jumlah pelamar yang tidak sebanding dengan kapasitas rekrutmen di perusahaan.
JALAN hidup manusia tidak selalu mudah ditebak. Hal inilah yang dialami oleh seorang ibu asal Tuban, Jawa Timur, Evi Setyorini.
Penghapusan outsourcing tanpa perbaikan menyeluruh berisiko mendorong pekerja formal berpindah ke sektor informal yang kurang terlindungi.
Layanan ini hadir untuk menjadi solusi bukan hanya bagi para pelanggan yang membutuhkan jasa cuci, namun juga bagi para pekerja.
ASUS merilis laptop baru yakni ExpertBook BG1409CVA yang diklaim memiliki ketangguhan tingkat tinggi. Bersertifikat US Military Grade MIL-STD-810H
PENGEMBANGAN hortikultura di Indonesia hingga saat ini dirasakan belum optimal. Padahal pemerintah telah memberikan perhatian serius dan merupakan sektor andalan nasional.
"Jadi ada evaluasi, terutama masalah izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI) yang diberikan, laporan secara rutin, serta tingkat ketaatan,"
Uji coba pada perusahaan yang masuk dalam sektor esensial dan orientasi ekspor untuk operasi penuh dinilai sulit diterapkan. Mengapa demikian?
"Kami memiliki tanggung jawab moral yang sangat besar terhadap prokes agar kasus covid-19 ini tidak lagi meledak," kata Sarman Simanjorang
TERHITUNG mulai Senin (12/7) hingga Selasa (20/7) perjalanan KA Lokal hanya diperbolehkan bagi pelaku perjalanan untuk perkantoran sektor esensial dan sektor kritikal
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved