Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBANYAK 75% pelajar SMP negeri dan sederajat di Kota Depok, Jawa Barat, belum mendapatkan vaksinasi covid-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok Mohammad Thamrin mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas Oktober akan menemui kendala karena baru 25% siswa SMP yang divaksinasi covid-19.
"Banyaknya siswa yang belum tervaksin berdampak terhadap PTM terbatas yang akan digelar pada Oktober yang akan datang," kata Thamrin, Rabu (25/8).
Thamrin menjelaskan, perlunya vaksinasi bagi siswa usia 12-15 tahun karena menjadi salah satu persyaratan untuk melaksanakan PTM terbatas sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud).
"Syaratnya kan harus 100% tervaksin baru dapat kembali melaksanakan PTM terbatas," ujarnya.
Total siswa SMP negeri dan sederajat di Kota Depok tahun ajaran 2021-2022 ada 58.949 orang.
"Nah yang belum tervaksin 75%," tutur Thamrin.
Thamrin berujar untuk menaikan jumlah siswa yang divaksinasi, harus tersedia dosis vaksin dengan jumlah besar.
Baca juga: BIN Vaksinasi Covid 1.000 Pelajar SMP di Kota Depok
Dinas Pendidikan Kota Depok jelasnya telah menghubungi Mako Brimob Kelapa II Kota Depok untuk memfasilitasi vaksinasi dan sudah bersedia.
"Mako Brimob Kelapa II Kota Depok telah siap dan bersedia menfasilitasi vaksinasi," jelas Thamrin.
PTM pelajar perlu segera dilakukan, sebab metode pembelajaran secara langsung memiliki keunggulan tersendiri yang tidak didapatkan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Bagaimana pun PJJ dan PTM sangat berbeda, dengan tatap muka ada keunggulan-keunggulan terutama yang praktik, yang dicontohkan secara langsung," ucapnya.
Thamrin menambahkan, saat ini 8% guru dan tenaga kependidikan tingkat SMP di kotanya telah divaksinasi covid-19 dan siap belajar tatap muka. Guru dan tenaga kependidikan di Kota Depok berjumlah 3.800 orang.
Thamrin berharap pandemi covid-19 segera berakhir dan bisa memberikan dampak baik bagi ketangguhan dan kekuatan anak bangsa.
Sementara itu, Mohammad Iqbal, 15, siswa Kelas 9 SMPN 7 Kota Depok mengaku tidak fokus belajar selama PJJ. Ia menemui sejumlah kendala saat PJJ diterapkan, seperti masalah koneksi internet.
"Kalau belajar di rumah banyak gangguan. Terlalu enjoy juga jadi enggak fokus belajar, semoga bisa cepat tatap muka. Udah kangen belajar di sekolah," ungkap Iqbal.(OL-5)
PEMBELAJARAN jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung sekitar sembilan bulan akibat pandemi covid-19 memiliki banyak tantangan.
Tidak ada rencana untuk memberikan Aditya sanksi akibat tidak bisa mengikuti PJJ sampai enam bulan.
Pemprov DKI Jakarta akan memberikan solusi bagi siswa tidak mampu yang tidak punya ponsel pintar dan harus menjalani pembelajaran jarak jauh.
KETERSEDIAAN perangkat elektronik seperti ponsel pintar untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) ternyata tidak hanya dirasakan siswa di pelosok daerah.
Sejauh ini, JakWifi telah terpasang di 1.200 titik yang tersebar di 445 RW kumuh.
SEBANYAK 171.998 peserta didik di Jakarta tidak memiliki gawai untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Anies mengatakan belum bisa memastikan kegiatan tatap muka sekolah kapan bisa dilaksanakan karena harus melihat dulu perkembangan pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).
GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan akan melakukan pengkajian mendalam soal pembukaan sekolah.
Banyak orangtua yang menolak sekolah tatap muka kembali diadakan, karena khawatir sekolah akan menjadi klaster penyebaran covid-19.
Gelaran pembelajaran tatap muka belum bisa dilaksanakan di penghujung tahun ini atau tahun 2021 karena masih situasi covid-19.
PENYESUAIAN kurikulum harus dilakukan apabila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin menerapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) campur
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved