Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

40% Pasar Tradisional di Jakarta Tidak Layak

Putri Anisa Yuliani
31/5/2021 13:46
40% Pasar Tradisional di Jakarta Tidak Layak
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasrudin.(MI/Insi Nantika Jelita )

DIREKTUR Utama Perumda Pasar Jaya Arief Nasruddin mengungkapkan sebanyak 40% pasar tradisional di Jakarta tidak layak untuk ditempati dan harus direvitalisasi total. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 63 pasar.

Arief mengatakan, pihaknya berupaya terus mengejar program revitalisasi pasar sejak 2019 silam. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun telah memberikan dukungannya dengan mengeluarkan surat keputusan percepatan revitalisasi pasar-pasar di Jakarta. Namun, rencana tersebut harus menemui banyak tantangan.

"Pandemi membuat anggaran distop karena harus direalokasi untuk kesehatan. Praktis pada 2020 hingga saat ini belum ada revitalisasi pasar yang bisa dilakukan," kata Arief ditemui di Balai Kota.

Dari 63 pasar tersebut, ia mengklasifikasikan lagi dengan pasar yang kondisinya benar-benar sangat buruk yang jumlahnya mencapai 20 unit. Beberapa pasar yang berkategori sangat buruk itu di antaranya adalah Pasar Kebon Melati dan Pasar Lontar yang sebelumnya terbakar hebat pada Maret lalu.

Menurut dia, sudah ada rencana untuk merevitalisasi pasar sejak 2018. Selain dana, kendala revitalisasi ada pada kepemilikan aset tanah. Menurut dia, banyak pasar-pasar di Jakarta secara aset telah tercatat sebagai milik Pemprov DKI Jakarta. Namun, untuk keabsahan dokumennya justru belum dimiliki.

"Jadi banyak yang tidak bersertifikat. Kita harus proses itu dulu kalau mau bangun. Karena kalau mau proses IMB ya harus ada sertifikat dulu. Kalau nggak, nggak keluar IMB," tukasnya.

Ia menegaskan tak bisa begitu saja merevitalisasi pasar meskipun aset tanahnya telah tercatat milik Pemprov DKI Jakarta. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, tanah tanpa sertifikat rawan menjadi objek sengketa oleh oknum-oknum tertentu.

"Saya sih ingin hajar saja. Kita bangun gitu meskipun sertifikatnya dan HPL-nya (Hak Pengelolaan Tanah) belum ada, toh ini punya DKI. Tapi pernah kejadian seperti itu, pas pasarnya sudah jadi malah ada yang gugat mengaku-ngaku. Lha, kan kita jadi susah. Menghadapi proses itu juga kan butuh waktu, tenaga, dan biaya yang nggak murah," kata Arief.

Solusinya tahun ini ia akan mengejar percepatan pengesahan aset-aset tanah pasar-pasar di Jakarta agar bisa mempercepat proses revitalisasi pasar.

"Kita kejar supaya tahun ini semuanya selesai. Harus sih. Kita kejar bersama BPN," ungkap dia.

Ia memastikan setelah direvitalisasi, pasar-pasar di Jakarta akan memiliki proteksi kebakaran yang optimal. Ia mencontohkan seperti Pasar Senen yang juga sempat mengalami kebakaran di salah satu kiosnya. Sejauh ini ada 19 pasar yang sudah berkategori SNI untuk manajemen proteksi kebakaran.

"Itu berfungsi 'sprinkle'-nya. Aman. Jadi nggak keburu membesar. Pokoknya kita setiap mau bangun itu pasti melibatkan damkar juga karena mereka yang tahu manajemen proteksinya," tandasnya. (Put/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya