Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PEMPROV DKI Jakarta bersama PT Jakpro tetap bersikeras untuk melanjutkan penyelenggaraan Formula E. PT Jakpro optimistis kalau Formula E akan memberikan dampak baik secara materil dan immaterial. Karena nantinya Jakarta diprediksi akan menjadi pusat perhatian dunia atas penyelenggaraan ini.
Namun, di situasi pandemi covid-19 situasi telah mengalami perubahan. Sekjen Forum Indonesia untuk Transparan Anggaran (FITRA), Misbah Hasan, mengatakan masyarakat Indonesia kurang meminati ajang Formula E. Karena bukan merupakan kompetisi yang dikenal banyak orang. Ditambah situasi pandemi ini membut mobilitas turis dari luar negeri pun sangat terbatas.
“Apalagi kalau dari Formula E ini beda banget dengan formula 1. Jadi masyarakat gak terlalu tau terkait dengan formula E ini. Dan saya yakin peminat di Indonesia masih sangat jarang,” kata Misbah saat dihubungi, Selasa (23/2).
Apalagi penyelenggaraan Formula E ini dirancang sangat mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. Padahal saat ini, anggaran APBD tengah difokuskan pada penanggulangan covid-19. Menurutnya, tidak etis dalam keadaan luar biasa ini namun masih mementingkan kompetisi yang belum pasti penyelenggaraannya.
Baca juga: Wagub DKI Optimistis Formula E akan Menguntungkan Jakarta
Misbah juga menyarankan agar PT Jakpro tidak terlalu membebani APBD untuk penyelenggaraan APBD ini. ia menyebut sebenarnya dalam perencanaan dan konsep awal Formula E untuk pembiayaan melalui sponsorship. Dengan begini, tidak terlalu mengandalkan APBD yang tengah kedodoran karena harus menanggung penanggulangan covid-19.
“Sebenernya bisa dari awal ini konsepnya dibiayai sponsor. Tapi ini perumusan dari awalnya sudah bermasalah. Dipaksakan untuk ditanggung oleh APBD. Jadi konsep awalnya sudah nggak jelas sebenarnya. Karena seluruhnya akan dibiayai oleh APBD,” jelasnya.
“Baru sekarang ini kemudian dibikinkan bagaimana penyelenggaraannya itu kombinasi Pemda, swasta, BUMD baru mencuat sekarang. Dari awal harusnya dicarikan sponsor saja oleh swasta. Dan itu banyaklah peminatnya oleh swasta,” ungkapnya.
Sementara itu, Project Director Sportainment PT Jakarta Propertindo (Perseroda) M. Maulana mengatakan, penyelenggaraan Formula E yang direncanakan pada 2020 ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi Jakarta.
Misalnya, secara materil, penyelenggaraan event Jakarta Eprix 2022 akan menjadi salah satu pemicu bangkitnya kembali ekonomi Jakarta dan Indonesia yang terpuruk akibat pandemi global covid-19. Menurutnya, akan banyak orang dari dalam dan luar negeri yang datang ke Jakarta, berbelanja di Jakarta, dan menginap di Jakarta.
“Bayangkan, jutaan orang akan menikmati perhelatan ini, termasuk warga negara dunia lainnya yang menonton melalui siaran televisi internasional. Formula E akan sangat menguntungkan bagi Jakarta dan warganya,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/3).(OL-4)
AJANG Formula E kembali digelar di Jakarta, Sabtu (21/6), sekaligus menandai komitmen berkelanjutan ABB dalam mendorong mobilitas ramah lingkungan dan elektrifikasi industri.
Balapan di Jakarta dimenangi Dan Ticktum yang tampil stabil sepanjang lomba.
PEMBALAP asal Inggris, Dan Ticktum mengaku cukup emosional setelah berhasil keluar sebagai juara di balapan Formula E Jakarta 2025 di Jakarta International ePrix Circuit.
PEMBALAP tim CUPRA KIRO, Dan Ticktum, meraih kemenangan perdananya di Kejuaraan Dunia Formula E.
Mitch Evans mengaku antusias kembali berlaga di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) yang menjadi lokasi putaran ke-12 Kejuaraan Dunia Formula E 2024-2025.
Jakarta memiliki keunikan tersendiri sebagai tuan rumah karena lokasi sirkuit yang berada di tengah kota namun tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved