Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WAKIL Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh menilai Pemprov DKI Jakarta masih belum mampu menyelesaikan persoalan penyediaan air bersih. Hal ini berkaitan dengan peringatan Hari Air Sedunia.
Anggota Fraksi Partai NasDem itu menyebut jangkauan pipanisasi dari PAM Jaya maupun kedua perusahaan swasta yang masih mengelola air bersih di Jakarta yakni Palyja serta Aetra belum mencakup 100% warga Jakarta.
"Masih ada warga yang harus membeli air dari para pengantar air di dalam drum-drum dengan gerobak di beberapa wilayah di Jakarta Utara. Ini menujukkan, masyarakat kita untuk mendapat kebutuhan yang paling dasar saja masih sulit. Beda dengan yang sudah tinggal memutar keran di rumah," kata Nova saat dihubungi Media Indonesia, Senin (22/3).
Sementara itu, dari tahun ke tahun, program penguatan PAM Jaya sebagai BUMD yang fokus pada penyediaan air dan kelak akan mengambil alih pengelolaan air dari dua swasta belum optimal.
Baca juga: Program Air Bersih, PUPR: Ada Kesenjangan Dana Rp106 Triliun
Nova mendorong agar Pemprov DKI dapat terus memperkuat PAM Jaya agar nantinya betul-betul siap mengambil alih keseluruhan pengelolaan air dari Palyja dan Aetra yang mana mas kontraknya habis pada 2023 mendatang.
"PAM Jaya harus menjadi BUMD yang mandiri dan siap mengambil tanggung jawab dari dua swasta tersebut. Jangan sampai saat Pemprov DKI sudah berhasil mengambil alih malah dari sisi PAM Jaya tidak siap," ungkapnya.
"Selain itu, PAM Jaya juga harus mandiri dan punya target-target yang jelas. Misalnya dalam jangka waktu tertentu bisa perlahan lepas dari penyertaan modal daerah (PMD). Meskipun bergerak di bidang pelayanan publik, bukan berarti PAM Jaya tidak bisa menghasilkan profit yang bisa menjadi modal operasional bagi perusahaan beserta program-programnya," jelas Nova.(OL-5)
BENCANA tanah longsor di Kampung Cipondok, Desa Pasanggrahan, Kasomalang, Subang, membuat pipa Perumda Air Minum Tirta Rangga (PDAM) Subang terputu
Warga sangat antusias dengan bantuan tersebut, karena sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Pemkab Cianjur melalui Perumdam Tirta Mukti menyiapkan sebanyak 5.000 pemasangan sambungan air bersih gratis.
Kebocoran pipa PDAM di Wilayah Bandung Utara disebabkan oleh adanya pengeboran untuk infrastruktur sebuah hotel
Tidak hanya kebakaran TPA, krisis air bersih pun terjadi di musim kemarau tahun lalu, salah satunya di Kelurahan Argasunya. Pemkot Cirebon pun melakukan pemenuhan kebutuhan air bersih
Dia menambahkan sumber air bersih mulai berkurang dan muncul tenggelam. Warga juga harus berbagi air bersih dari mata air dengan warga dari desa lain, yakni Desa Cipelang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved