Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Saya Enggak akan Jalan kalau Pesawat Rusak

Hilda Julaika
11/1/2021 01:35
Saya Enggak akan Jalan kalau Pesawat Rusak
Keluarga kopilot pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Diego Enrile Mamahit menunjukkan foto diri kru pesawat tersebut.(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

SIANG itu, saat pertama kali mendengar pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak, keluarga besar kopilot Diego Mamahit sempat merasa lega. Pasalnya, rute pesawat tersebut Jakarta-Pontianak. Adapun Diego berpamitan pada keluarganya akan bertugas menuju Padang.

Namun, perasaan tidak enak menyelimuti keluarga besar Diego. Mereka pun mencari konfi rmasi soal nasib adik mereka ke pihak Sriwijaya.

“Ternyata itu rutenya Jakarta-Pontianak- Jakarta-Padang-Jakarta. Jadi intinya dia (Diego) harus ke Pontianak,” jelas Chrish Mamahit, kakak Diego, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kemarin.

Sampai saat ini, lanjutnya, keluarga- -termasuk dirinya--masih memercayai adiknya tersebut akan selamat dari peristiwa itu. Sebab, Diego sudah dibekali ilmu untuk menghadapi kejadian buruk saat bertugas.

“Pada dasarnya kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat. Tuhan baik, Diego orang baik. Dia sayang sama keluarganya, sama kita semua. Kami percaya sampai dengan detik ini pun Diego selamat. Dia bisa berjuang, dia sudah diajarin buat recovery kalau terjadi kejadian buruk apa pun,” tambah Chrish.

Menurutnya, sang adik sangat memperhatikan keamanan dan kesiapan pesawat sebelum berangkat. Berulang kali Diego mengatakan tak akan menerbangkan pesawat yang memiliki masalah atau kerusakan.

“Dia selalu bilang sama saya, ‘Saya gak akan jalan kalau pesawatnya rusak’. Saya pegang kata-kata dia. Saya sampai ancam dia kalau pesawat rusak jangan jalan ya. Saya selalu bilang itu sama Diego. Dia bilang, ‘Iya pasti. Saya pastiin pesawatnya layak jalan’,” tutur Chrish.

Diketahui, Diego melakukan penerbangan itu untuk melaksanakan tugas ke Padang. Namun, dia menggunakan pesawat SJ-182 yang harus mengantarkan penumpang ke tujuan Pontianak terlebih dahulu.

Saat mendatangi Posko Antemortem-DVI Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, sang kakak ditemani ayah dan ibu Diego. Adapun istri Diego di rumah karena masih syok.

Pihak keluarga bermaksud memberikan informasi data-data primer dan sekunder yang diperlukan kepada tim forensik RS Polri.

Adapun hari ini pihak keluarga telah memberikan sejumlah sampel darah, sidik jari, dan dental gigi kepada RS Polri. Diego mengatakan data ini diperlukan untuk proses identifikasi. Meski demikian, pihaknya masih percaya jika Diego bisa selamat.

“Jadi ada tiga; darah, dental gigi, dan sidik jari untuk bantu identifi kasi jika diperlukan ya. Ini kalau diperlukan ya. Saya yakin adik saya selamat. Ini hanya keperluan SOP Polri,” tutup Chrish. (Hilda Julaika/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya