Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DALAM rangka mengajak masyarakat DKI Jakarta mengembangkan usaha hidroponik, Bank DKI bersama warga Rusun Pondok Bambu, Jakarta Timur meluncurkan Program Kebun Hidroponik.
Program tersebut merupakan Program Corporate Social Responsibility Bank DKI dan juga upaya menyadarkan masyarakat pentingnya gaya hidup sehat melalui konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan organik. Hal itu disampaikan Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini dalam keterangan tertulis, Rabu (2/12).
Herry mengatakan program hidroponik yang diluncurkan bagi warga Rusun Pondok Bambu dimulai dari pengembangan secara teknis dari segi fasilitas pendukung seperti green house, bibit tanaman, fasilitas media tanam hingga edukasi dan pendampingan mengenai hidroponik sehingga dapat dimanfaatkan warga penghuni rusun.
Baca juga: Tingkat Hunian Hotel di Jakarta Merangkak Naik
“Program ini dapat menjadi peluang bisnis bagi warga rusun untuk mengembangkan produk olahan hidroponik” ujar Herry.
Program ini juga menjadi solusi akan keterbatasan lahan ruang hijau di DKI Jakarta.
Sebelumnya, Bank DKI telah melaksanakan program hidroponik yang telah terlaksana di Rusunawa Jatinegara Kaum pada 2017 yang saat ini telah berhasil panen berulang kali.
Kemudian, pada 2019, Bank DKI juga meluncurkan program Kebun Hidroponik di Rumah Susun KS Tubun, Pesakih, Daan Mogot, Semper dan Jati Rawasari.
Hidroponik yang didirikan di rusun Pondok Bambu ini diharapkan dapat menjadi pemacu bagi warga untuk menjadi pengusaha tanaman sayuran hidroponik. Dimulai dari pemberdayaan melalui edukasi masyarakat tentang hidroponik serta pengolahan produk hidroponik, kemudian berkembang dari skala usaha yang semakin besar sehingga harapannya dapat menjadi merchant dan mitra Bank DKI di kemudian hari.
Herry juga mengajak kepada seluruh masyarakat DKI Jakarta untuk meningkatkan kepedulian lingkungan dengan bergabung bersama komunitas JakOne Artri yang dikembangkan oleh Bank DKI.
Melalui komunitas JakOne Artri, Bank DKI mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang masih bisa memberikan nilai ekonomi melalui aktifitas R3 (Reduce, Reuse, dan Recycle) serta didukung dengan aplikasi yang modern.
Selain melalui Program Kebun Hidroponik yang diluncurkan ini, Bank DKI juga mengajak masyarakat DKI Jakarta untuk dapat bergabung dengan komunitas JakOne Artri dalam upaya meningkatkan kepedulian lingkungan melalui pemilahan sampah yang memberi nilai tambah secara ekonomi.
Sebagai informasi, alur kegiatan komunitas JakOne Artri diawali dengan memilah sampah (botol, gelas plastik, kertas dan lain sebagainya) oleh warga, selanjutnya dibawa ke tempat Pengepul Sampah (Mountrash Point) untuk ditimbang dan didata sesuai kategori menggunakan aplikasi JakOne Artri.
Sekretaris Perusahaan Bank DKI Herry Djufraini berharap bahwa dengan kebun hidroponik, dapat memberikan manfaat kepada warga DKI Jakarta di bidang lingkungan hidup, dan pemberdayaan masyarakat. (OL-1)
Cagub DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung berjanji akan memperbaiki sanitasi dan memerhatikan fasilitas rusun di Jakarta apabila terpilih di Pilkada DKI Jakarta.
Program rusunawa disebutkan berhenti total di era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Hingga saat ini pihaknya masih melakukan pengerjaan pemasangan instalasi listrik, sistem penyediaan air, penyaluran air buangan, serta pengerjaan landscape.
Bangunan 21 lantai yang memiliki 780 unit itu diberi nama Rusun Klapa Village.
Sanksi pencabutan izin bisa diberikan kepada pengelola Apartemen Mediterania karena telah cukup lama mencabut listrik yakni sejak pertengahan Juli lalu.
Tidak hanya tempat tinggal, Pemkot Jakut juga memfasilitasi sarana pendidikan bagi anak-anak agar tetap bersekolah.
DI bulan suci Ramadan 1443 H yang penuh berkah, Unit Usaha Syariah Bank DKI berkolaborasi dengan Yayasan Global Spirit of Ummah meluncurkan Mushaf Al-Qur'an Maqashid Syariah.
WARGA di Kepulauan Seribu sudah bisa melakukan transaksi keuangan digital
Pengambilan uang sudah dilakukan sejak Mei namun baru heboh kali ini sehingga Kasatpol PP mempertanyakan kinerja sistem Bank DKI
12 anggota Satpol PP DKI Jakarta itu mengambil uang di anjungan tunai mandiri (ATM) Bersama dengan rekening mereka di Bank DKI Jakarta.
Herry menegaskan nasabah tidak perlu khawatir untuk tetap menggunakan layanan Bank DKI seperti biasa dan dana nasabah yang berada di Bank DKI dijamin aman.
Pemanggilan tersebut, menurut Gembong, karena menyangkut aset pemerintah provinsi (Pemprov) DKI.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved