Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

DKI Intensifkan Pengerukan Waduk

Putri Anisa Yuliani
06/11/2020 03:10
DKI Intensifkan Pengerukan Waduk
Petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin DSA) Jakarta Timur melakukan pengerukan lumpur menggunakan alat berat di Kali Tambun Rengas.(ANTARA FOTO/Suwandy)

CURAH hujan di Ibu Kota memasuki November tahun ini semakin tinggi. Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengantisipasi banjir yang kerap melanda permukim an dan sejumlah ruas jalan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan pihaknya sudah menginstruksikan pengerukan waduk, kali, dan saluran air secara intensif. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air.

Pun upaya lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengantisipasi genangan dan banjir ialah memastikan jajaran SKPD siap dengan tugas dan kewenangan masing-masing melalui penerbitan Instruksi Gubernur No 52 Tahun 2020 tentang Percepatan Peningkatan Sistem Pengendalian Banjir di Era Perubahan Iklim.

“Iya, curah hujan tinggi. Kita lakukan antisipasi dengan kerukan waduk-waduk itu intensif sekali. Anda bisa saksikan waduk-waduk Jakarta pengerukannya intensif sekali. Kemudian, pembersihan semua saluran-saluran itu dilakukan,” kata Anies, kemarin.

Anies juga menekankan kepada seluruh jajarannya terkait dengan kapasitas tampung drainase di Jakarta yang rata-rata hanya mampu menampung air dalam curah hujan maksimal 100 mm. “Bila hujan di bawah 100 mm per hari, tidak boleh banjir karena itu kapasitas kita. Bila di atas itu, apalagi sampai 377 mm, itu 3,5 kali lipat dari kapasitas drainase. Bila itu terjadi, ada dua indikator keberhasilan. Pertama, warga selamat. Kedua, surut kurang dari 6 jam. Jadi kita sekarang antisipasi itu,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto meminta para lurah selalu memantau dan mengecek kondisi tali air pada tiap-tiap wilayah. “Soal tali air, teman-teman lurah mendata kondisi titik-titik rawan genangan. Lihat kondisi tali air,” tukasnya.

Uus menjelaskan salah satu faktor terjadinya genangan di jalan dipengaruhi kondisi eksisting tali-tali air. Faktor lainnya ialah tali air tersumbat sampah. Ia meminta kepada para lurah serta petugas Sudin Bina Marga untuk tidak terpaku dengan kondisi tersebut.

“Kalau ada genangan air, tapi kita lihat tali air berukuran kecil, lalu tersumbat sampah, itu akan sulit. Jadi perlu pelebaran tali-tali air agar tidak terjadi genangan,” terang dia.

Di Jakarta Pusat, kemarin, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota memangkas pohon yang dinilai rawan tumbang saat terjadi hujan deras disertai angin. Sejauh ini petugas telah memangkas sebanyak 6.533 pohon yang tersebar di 8 wilayah kecamatan. (Put/Hld/Dmr/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya