Kasus Positif Covid-19 di Kota Bogor Naik 15 Persen

Mediaindonesia.com
06/10/2020 00:28
Kasus Positif Covid-19 di Kota Bogor Naik 15 Persen
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) menyampaikan imbauan kepada warga yang berkerumun saat sidak di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

STATUS Kota Bogor pada pekan ini masih berada dalam zona merah atau berisiko tinggi terhadap penularan covid-19. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya, lantaran adanya peningkatan pasien terkonfirmasi positif covid-19 hingga 15%.

Bima mengatakan hal itu kepada pers di Balai Kota Bogor didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, Kepala Dinas Kominfo Kota Bogor Rahmat Hidayat dan Kepala Satpol PP Kota Bogor Agustiansyah.

Menurut Bima Arya, pada pekan lalu terdapat penambahan 179 kasus positif, yakni meningkat 15% dari pekan sebelumnya. Sedangkan, jumlah kasus positif covid-19 secara keseluruhan sampai Senin (5/10), sebanyak 1.387 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 941 kasus dinyatakan sembuh, 51 kasus meninggal dunia, serta 395 kasus masih sakit.

Bima menjelaskan hal penting untuk dicermati dan didalami adalah berapa persen komposisi kasus positif covid-19 dari klaster yang dianggap sebagai sumber penularan.

Berdasarkan data harian penanganan covid-19 Kota Bogor, sebagian besar kasus positif covid-19 tercatat dari klaster keluarga.

"Dari 179 kasus positif ini, 118 di antaranya dari kluster keluarga," imbuhnya.

Baca juga:  36 Kecamatan di Kabupaten Bogor Berstatus Zona Merah Covid-19

Bima menegaskan, klaster keluarga ini jika didalami dan diurai lagi, akan diperoleh data penting, yakni 32% dari klaster keluarga dengan penularan dari perkantoran.

"Jadi, kasus positif yang terpapar di klaster keluarga ini adalah terpapar dari klaster perkantoran," ujarnya.

Kemudian, 29% kasus positif dari fasilitas kesehatan, 19% dari klaster luar kota dan Jakarta, 7% dari transmisi lokal atau permukiman, 6% dari rumah makan/kantin/mini market, 4% dari acara-acara keluarga, serta 3% dari transportasi.

"Itu artinya, saat ini yang paling berbahaya adalah klaster perkantoran," ungkapnya.

Menurut Bima, sektor perkantoran memiliki risiko penularan covid-19 cukup tinggi karena para karyawan berada dalam satu ruangan tertutup secara bersama-sama dari pagi, siang, sore, dan bahkan sampai malam.

"Pada waktu yang panjang itu, ada saja yang melepas masker," tukasnya.(Ant/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya