Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pemerintah DKI akan Sediakan Layanan Transjakarta VVIP

Hilda Julaika
09/9/2020 14:40
Pemerintah DKI akan Sediakan Layanan Transjakarta VVIP
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan uji coba bus listrik rute Balai Kota - Blok M di Kantor Pusat Transjakarta, Senin (6/7/2020(MI/Andri Widiyanto)

PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah mengkaji diterapkannya layanan angkutan VVIP yang dilakukan oleh bus TransJakarta. Nantinya, menurut Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Susilo Dewanto, bus ini akan melayani konsumen tertentu, salah satunya untuk layanan antar-jemput karyawan di perusahaan tertentu. Adapun armada yang akan digunakan yakni Royal Transjakarta.

“Ini masih dikaji peluang angkutan VVIP jadi layanan Transjakarta yang akan mengantar perjalanan pulang dan pergi untuk menjamin keamanan. Ini melayani Jabodetabek,” ujarnya dalam diskusi “Mobilitas Aktif Pasca Pandemi” secara virtual, Rabu (9/9).

Lebih lanjut, ia menjelaskan layanan transportasi VVIP ini akan memfokuskan pada keamanan dan kesehatan. Sehingga akan diterapkan sejumlah protokol kesehatan. Seperti, kapasitas maksimal 14 orang dengan menjaga jarak, penyediaan hand sanitizer, penyemprotan disinfektan pada kendaraan secara berkala.

Selain itu, terdapat pula partisi pemisah untuk melindungi pramudi dan pelanggan. Termasuk memastikan pramudi sehat dengan pelatihan dan Standar Operational Procedure (SOP) yang khusus.

Baca juga: Hindari Kerumunan, Transjakarta Tambah Armada Bus Secara Paralel

Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta Achmad Izzul Waro mengatakan layanan VVIP ini memiliki segmentasi untuk perusahaan tertentu. Khususnya dengan memberikan layanan antar-jemput karyawan-karyawan perusahaannya.

“Layanan lain yang sifatnya VVIP juga kita sedang siapkan produk baru yaitu layanan antar-jemput untuk terutama karyawan sehingga bisa mereka bisa lebih ekslusif layanannya,” katanya.

Adapun layanan ini sifatnya non-subsidi. Sehingga sekarang bisnisnya sedang dikembangkan meskipun masih dalam tahap negosiasi. Karena di tengah pandemi covid-19 ini banyak perusahaan yang terdampak oleh tekanan ekonomi.

“Namun kemudian dalam kondisi pandemi ini ekonomi dari perusahaan-perusahaan juga banyak terdampak sehingga mereka pun akhirnya masih proses mikir-mikir. Banyak proposal yang kita ajukan kepada company-company tersebut masih dalam tahap proses negosiasi,” jelasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya