Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SELAIN membangun 300 drainase vertikal berupa sumur resapan untuk mengantisipasi banjir, Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Pusat juga rutin memastikan normalisasi saluran air di titik-titik yang rawan terjadi genangan.
Jumlah drainase vertikal yang telah dikerjakan sejak awal Januari 2020 itu sudah melebihi setengah dari target pembangunan drainase vertikal di Jakarta Pusat.
“Target kita kan sumur resapan ada 500 titik, tapi yang terealisasi saat ini 300 titik,” kata Kepala Suku Dinas SDA Jakarta Pusat Ahmad Saiful, kemarin.
Menurut dia, salah satu kegiatan normalisasi saluran yang dikerjakan berada di Kecamatan Sawah Besar, wilayah yang memang langganan genangan. “Normalisasi itu sekarang yang kita kerjakan salah satunya di Jalan Gunung Sahari. Itu di Sawah Besar yang masuk ke Jalan Industri. Beberapa kecamatan lain juga sedang kita kerjakan (normalisasi saluran airnya),” kata Saiful.
Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara menyebut salah satu upaya antisipasi banjir dilakukan dengan melakukan pembersihan saluran air, menyediakan, dan merawat drainase vertikal.
“Karena kekuatan kita ada di drainase vertikal untuk menanggulangi hujan lokal, di samping saluran-saluran air yang sebelumnya sudah ada,” ujar Bayu.
Akhir bulan lalu, Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria mengatakan Pemerintah Provinsi DKI tetap melaksanakan langkah antisipasi dalam menghadapi musim hujan melalui pemeliharaan sarana dan prasarana pengendalian banjir secara rutin, serta mempercepat pembangunan beberapa waduk dalam kota. (Ant/Ins/J-2)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Ahli hidrogeologi dari Masyarakat Air Indonesia (MAI) Fatchy Muhammad mengatakan sumur resapan bisa dibagi dua kepada pemerintah dan masyarakat kelas menengah atas
Anggaran difokuskan pada pengerukan waduk dan naturalisasi."Ya cukup sulit kalau tidak ada dananya," tandasnya.
Pembangunan sumur resapan di bawah koordinasi Dinas SDA tersebar di lima sudin. Jika diakumulasikan total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp100 miliar.
Teknik bangunan dengan kedalaman tertentu yang berfungsi menampung air hujan dinilai sangat efektif untuk konservasi tanah sekaligus menanggulangi banjir.
Rencananya, Pemprov DKI sampai dengan tahun 2022 akan terus berupaya terkait pencegahan pengendalian penanggulangan banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved