Polri Siap Perang dengan Hacker

(Tri/J-1)
08/7/2020 07:10
Polri Siap Perang dengan Hacker
PENGUNGKAPAN KASUS PERETASAN SITUS LEMBAGA NEGARA: Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono (kedua kanan)(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.)

KORPS Bhayangkara menyatakan kesiapan untuk berperang dengan para peretas atau hacker. Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono.

"Untuk hacker-hacker, Cyber Crime Mabes Polri kita siap untuk perang dengan hacker yang membuat akun-akun menjadi tidak berguna dan melanggar pidana," tegas Argo di Gedung Bareskrim Polri, kemarin.

Argo mengatakan hal tersebut saat mengungkap kasus peretasan yang dilakukan hacker asal Sleman, Yogyakarta.

Tersangka bernama Agus Dwi Cahyo, 24, itu telah meretas 1.309 situs sejak 2014. Situs-situs yang diretasnya ialah milik lembaga negara, lembaga pendidikan, serta jurnal ilmiah.

Beberapa situs yang telah diretas Agus antara lain Badilum Mahkamah Agung, AMIK Indramayu, Pengadilan Negeri Sleman, Universitas Airlangga, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan LP 1 Muara Enin.

Argo mengatakan Agus meraup keuntungan miliaran rupiah. Pasalnya, Agus meminta uang tebusan kepada pemilik agar situs yang diretasnya kembali normal.

"Dari keterangan pelaku ini, ratarata imbalannya Rp2 juta-Rp5 juta. Kalau misalnya 1.309 situs, kita kalikan minimal Rp2 juta saja, ketemunya M (miliaran) juga," ujar Argo.

Argo menjelaskan modus yang dilakukan Agus ialah dengan mengirim virus ransomeware kepada pemilik situs sehingga tidak dapat mengakses. Situs yang telah diretas oleh Agus nantinya menampilkan gambar-gambar tertentu.

Setelah para korban membayar uang tebusan kepada pelaku, Argo mengatakan mereka akan mendapatkan kode kunci untuk dapat mengakses situs itu lagi.

Agus ditangkap di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada Kamis (2/7) atas dasar tiga laporan polisi. Namun, ahli forensik digital Ruby Zukri Alamsyah menyebut peretasan oleh Agus masih hal ecek-ecek. Pasalnya, Agus melakukan peretasan hanya karena keisengan dan dengan tujuan yang negatif.

Meskipun ada ribuan situs yang telah diretas Agus, Ruby menilai situs-situs tersebut tidak memiliki kompleksitas yang rumit. Ruby mengakui banyak situs milik pemerintah, baik berskala daerah maupun nasional, yang mudah diretas. (Tri/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya