Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KOMITE Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menilai kualitas udara kembali memburuk pascapandemi covid-19. Hal ini disebabkan karena hampir 3 dekade pencemaran udara di Jakarta yang sudah berlangsung kronis.
"Tanpa ada upaya pengendalian yang efektif dan terukur akan kembali berlanjut sekalipun pada 10 hari kedua social distancing sempat membaik kualitasnya," jelas Direktur KPBB Ahmad Syafrudin dalam diskusi virtualnya, Minggu (10/5).
KPBB pun mengusulkan ke pemerintah agar membuat teknologi dan management yang mampu mengendalikan pencemaran udara secara efektif dan terukur. Kemudian diminta segera terapkan regulasi yang lenih ketat terkait Standard Emisi (LEV) dan Standard Carbon Kendaraan Bermotor (LCEV) sebagai bagian dari NDC dalam penurunan emisi rumah kaca.
"Segera melaksanakan AQM (Air Quality Monitoring) secara komprehensif dan efektif di Jakarta dan sekitarnya, terutama dalam sektor transportasi sebagai penyumban terbesar pencemaran udara," jelas Syafrudin.
Pemerintah juga harus selektif mungkin mendorong pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan raya dengan mengedepankan non motorized transportation (NMT), dengan berjalan kaki atau bersepeda dan angkutan umum masal.
Pascapandemi, perul dibuat adanya penetapan zona rendah emisi yaitu kawasan yang hanya boleh diakses oleh kendaraan rendah emisi seperti BBG, Euro4, kendaraan listrik dan atau berdasarkan hasil uji emisi.
Baca juga: BMKG: PSBB Positif untuk Udara Jakarta
Syafrudin menjelaskan dari suveri Air Pollutants, penyumbang pencemaran udara terbanya berasal dari sepeda motor. Dari 19.165 ton/hari pencemaran udara, sumber utama ialah sepeda Motor dengan 44,53%, lalu disusul Bus dengan 21,43%, truk dengan 17,70%, mobil Solar dengan 1,96%, mobil bensin dengan 14,15% dan Bajaj dengan 0,23%.
KPBB minta pemerintah hanya mengizinkan distribusi can pemasaran BBM berkualitas baik (Euro4 Standard) dan BBG, dan melarang pemasaran Premium 88, Pertalite 90, Solar 48 dan Dexlite.
Lalu, untuk menghindari pencemaran udara lainnya, perlu menghentikan bus-bus kota yang tak terawat dan kendaraan bermesin 2 tak. Merazia kendaraan yang tak memenuhi baku mutu emisi dan memproses hukum secara ketat (strict liobility).
Menurut Syafrudin, trend AQM Data DKI Jakarta 2019 dengan konsentrasi PM2.5 ialah 46.1 ug/m3 (tidak sehat) sampai 194 µg/m3 (bahaya) referensi dari WHO dengan standard 10 ug/m3.
"Terakhir, Segera terapkan ERP (electronic road pricing) dan Parking Management (progressive parking fare) di kawasan segitiga emas dan jalan-jalan yang telah tersedia angkutan umum masal yang aman, nyaman dan terjadwal baik," pungkas Syafrudin. (A-2)
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap polusi udara partikel halus (PM2.5) dapat menyebabkan fibrosis miokard.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved