Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SATWA penghuni Taman Margasatwa Ragunan kondisinya kini lebih rileks dan jauh dari stres sejak kebun binatang tersebut ditutup untuk umum. Ragunan ditutup untuk umum sejak 14 Maret karena pandemi Covid-19.
"Tidak memperlihatkan perilaku stres. Sekarang dengan suasana sepi ini sesuai dengan habitatnya mereka," kata Kepala Satuan Pelaksana Promosi Taman Margasatwa Ragunan, Ketut Widarsana dikutip dari Antara, Selasa (14/4).
Ketut mengatakan, hewan sebetulnya membutuhkan istirahat. Karena pada dasarnya, habitat asli satwa adanya di alam atau hutan yang terhindar dari keramaian.
Ia menambahkan, sebetulnya pada saat normal, Ragunan memang ditutup untuk umum setiap Senin atau disebut hari libur satwa.
Pada hari libur itu, lanjut Ketut, satwa sengaja diliburkan agar lebih rileks dan terhindar dari stres oleh hiruk pikuknya masyarakat yang datang berkunjung ke Ragunan.
"Dalam keadaan normal setiap hari Senin, diadakan libur satwa. Sengaja diliburkan agar boleh dibilang terhindar dari rasa stres, oleh hiruk pikuk masyarakat penonton," kata Ketut.
Menurut Ketut, kehadiran pengunjung yang ramai membuat suara riuh dan berisik sehingga dapat mengganggu satwa yang mungkin sedang beristirahat pada jam kunjungan.
Terkadang, tingkah polah pengunjung beragam, ada yang suka melempar satwa, atau berteriak saat satwa sedang istirahat, atau sedang berjalan-jalan di kandang.
"Itu yang kita cegah, ketika satwa tidur jangan diganggu, jangan diteriakin, jangan dilempar atau apa gitu," kata Ketut.
Saat ini jumlah koleksi satwa di Taman Margasatwa Ragunan tercatat sekitar 2.100 ekor lebih yang berasal dari berbagai jenis satwa baik dari ukuran kecil sampai besar, dari reptil hingga mamalia semua jenis lengkap ada di kebun binatang milik pemerintah tersebut. (OL-8).
Para ilmuan baru-baru ini telah menemukan virus corona baru pada kelelawar di Brasil yang memiliki kemiripan dengan virus MERS yang dikenal mematikan.
Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa virus tersebut suatu hari nanti dapat menyebar ke manusia, demikian yang dilaporkan para peneliti Tiongkok.
"Saat dunia semakin tidak menentu, kalau dibilang pusing tujuh keliling. Tapi saya yakin badai pasti berlalu. Paling penting karyawan semua sehat, dan bisa kerja" ujar Chandra.
"Tentu ini bantuan yang luar biasa, yang sangat kita butuhkan saat ini. Masker pelindung dengan spesipikasi yang bagus."
Diinformasikan pihak keluarga, saat ini dokter Handoko masih dalam kondisi sadar meski komunikasi sangat dibatasi.
Pasien positif korona ini adalah bagian dari rombongan umrah berjumlah 24 orang. Saat ini pengawasan terhadap 23 orang lainnya sedang dilakukan sampai 19 Maret atau masa inkubasi virus berakhir
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved