Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PILIHAN untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibanding karantina wilayah atau lockdown di Indonesia secara perlahan mulai menunjukkan efektivitasnya.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebut, kehadiran aparat keamanan yang secara persuasif memperingatkan warga juga jadi salah satu kunci sukses penerapan PSBB yang saat ini baru berlaku di Jakarta dan akan disusul wilayah penyangganya di Jawa Barat dan Banten dalam pekan ini.
"Negara tidak memilih pendekatan yang represif. Aparat tampil ke publik sebagai simbolik agar masyarakat mengetahui saat ini ada PSBB. Secara persuasif, aparat bakal mengingatkan warga, misalnya pakai masker atau membubarkan kerumunan," ujar Devie kepada Media Indonesia, Jakarta, Senin (13/4).
Devie membandingkan negara lain yang menerapkan karantina, yang sekonyong-konyong ada tindakan tegas. Misalnya di Malaysia yang memenjarakan warganya, di Filipina yang diancam tembak mati atau di India yang tanpa ampun menggebuk warganya.
"Kalau di kita kan masih diberikan keleluasaan bagi warga yang beraktifitas tapi ada pembatasan yang luar biasa. Semuanya ada proses, makanya simbolik aparat di lapangan itu penting," terang Devie.
Baca juga : Keluar Rumah Saat PSBB, Anies :Jangan Lupa Pakai Masker
Meski demikian, desakan untuk bekerja di luar rumah dan kurangnya pemahaman bahaya covid-19 menjadi kendala masih adanya aktifitas selama PSBB. Namun, Devie mengatakan, imbauan menjaga jarak fisik (physical distancing) sebelum adanya PSBB membuat tingkat kepatuhan warga terus meningkat.
"Jangan tergesa-gesa memotret bahwa warga tidak kooperatif. Contohnya soal Shalat Jumat, ini hal yang sensitif. Kalau ada yang abai, wajar tapi itu angkanya kecil," kata Devie.
Figur orang terdekat pun, ungkapnya, sangat penting. Devie mengatakan, selama ini terlihat yang masih asik nongkrong ialah anak muda karena tidak diperingati oleh orang tuanya. Edukasi soal PSBB juga bisa efektif untuk kaum milenial melalui celoteh dari artis atau influencer.
Beda halnya pendekatan kepada warga yang berusia lanjut. Pemuka agama atau tokoh masyarakat memiliki andil untuk memberikan edukasi soal pembatasan jarak.
"Saya yakin seleb-seleb, tokoh agama siapapun siap membantu dan mudah diajak kerja sama. Pemerintah tidak bisa sendirian, semua pihak harus berperan memutus penularan Covid-19," pungkas Devie. (OL-7)
Kasus penyakit autoimun mengalami peningkatan setelah pandemi covid-19. Hal ini diungkapkan oleh seorang dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan alergi imunologi
JUMLAH total kasus covid-19 di Jawa Barat, saat ini mencapai 427 kasus. Daerah dengan penjangkitan tertinggi ialah Kota Depok dengan 66 kasus, dan Kota Bandung sebanyak 63 kasus.
PEMERINTAH Kota Tasikmalaya terus berusaha melakukan antisipasi terkait lonjakan kasus Covid-19 yang kembali muncul di Jawa Barat.
Namun, pascapandemi kondisi perkembangan angka kemiskinan secara bertahap terus membaik.
Melalui Dinas Kesehatan, Kota Bandung kini memperkuat seluruh lini kesiapsiagaan demi melindungi warganya.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
“Saya ingin pesan-pesan di dalamnya bisa memotivasi yang nonton. Banyak sebenarnya yang bisa membuat kami tetap produktif dengan ada di rumah saja,” pungkasnya
AKSI kemanusiaan dilakukan The Jakmania Kebagusan dalam menyikapi pandemi covid-19.
262 perusahaan dengan 54.835 tenaga kerja itu merupakan perusahaan yang dilarang beroperasi selama PSBB, namun mendapatkan izin operasional dan mobilitas kegiatan industri Kemenperin
Wilayah Yang Sudah dan Akan Menerapkan PSBB
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved