Kehadiran Aparat dan Kesadaran Kolektif Buat PSBB Makin Efektif

Insi Nantika Jelita
13/4/2020 23:07
Kehadiran Aparat dan Kesadaran Kolektif Buat PSBB Makin Efektif
Arus lalu lintas saat PSBB di Jakarta, Minggu (12/4(Antara/Nova Wahyudi)

PILIHAN untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dibanding karantina wilayah atau lockdown di Indonesia secara perlahan mulai menunjukkan efektivitasnya.

Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati menyebut, kehadiran aparat keamanan yang secara persuasif memperingatkan warga juga jadi salah satu kunci sukses penerapan PSBB yang saat ini baru berlaku di Jakarta dan akan disusul wilayah penyangganya di Jawa Barat dan Banten dalam pekan ini.

"Negara tidak memilih pendekatan yang represif. Aparat tampil ke publik sebagai simbolik agar masyarakat mengetahui saat ini ada PSBB. Secara persuasif, aparat bakal mengingatkan warga, misalnya pakai masker atau membubarkan kerumunan," ujar Devie kepada Media Indonesia, Jakarta, Senin (13/4).

Devie membandingkan negara lain yang menerapkan karantina, yang sekonyong-konyong ada tindakan tegas. Misalnya di Malaysia yang memenjarakan warganya, di Filipina yang diancam tembak mati atau di India yang tanpa ampun menggebuk warganya.

"Kalau di kita kan masih diberikan keleluasaan bagi warga yang beraktifitas tapi ada pembatasan yang luar biasa. Semuanya ada proses, makanya simbolik aparat di lapangan itu penting," terang Devie.

Baca juga : Keluar Rumah Saat PSBB, Anies :Jangan Lupa Pakai Masker

Meski demikian, desakan untuk bekerja di luar rumah dan kurangnya pemahaman bahaya covid-19 menjadi kendala masih adanya aktifitas selama PSBB. Namun, Devie mengatakan, imbauan menjaga jarak fisik (physical distancing) sebelum adanya PSBB membuat tingkat kepatuhan warga terus meningkat.

"Jangan tergesa-gesa memotret bahwa warga tidak kooperatif. Contohnya soal Shalat Jumat, ini hal yang sensitif. Kalau ada yang abai, wajar tapi itu angkanya kecil," kata Devie.

Figur orang terdekat pun, ungkapnya, sangat penting. Devie mengatakan, selama ini terlihat yang masih asik nongkrong ialah anak muda karena tidak diperingati oleh orang tuanya. Edukasi soal PSBB juga bisa efektif untuk kaum milenial melalui celoteh dari artis atau influencer.

Beda halnya pendekatan kepada warga yang berusia lanjut. Pemuka agama atau tokoh masyarakat memiliki andil untuk memberikan edukasi soal pembatasan jarak.

"Saya yakin seleb-seleb, tokoh agama siapapun siap membantu dan mudah diajak kerja sama. Pemerintah tidak bisa sendirian, semua pihak harus berperan memutus penularan Covid-19," pungkas Devie. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya