Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta menjawab hasil survei Tom Tom Traffic Index yang menyebut DKI masuk dalam 10 besar kota termacet di dunia. Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menuturkan selama ini pihaknya telah berusaha mengurangi angka kemacetan dengan kebijakan perluasan ganjil genap.
“Saya belum baca reportnya, kan harus baca dulu baru kasih komentar. Dari hasil pengukuran kami setelah ada perluasan ganjil genap, terjadi peningkatan kinerja lalu lintas dari 25 km naik jadi 33 km per jam. Lalu terjadi pengurangan volume lalu lintas sebanyak 30 persen,” kata Syafrin, Kamis (30/1).
Syafrin juga menuturkan adanya pendatang dari luar daerah Jakarta, yang menyebabkan bertambahnya volume kendaraan di Ibu kota.
Survei dari Tom Tom Traffic Index mengeluarkan data terbaru mengenai daftar negara yang paling macet di dunia tahun 2019. Jakarta masuk dalam peringkat 10 besar dengan dengan presentase 53%. Survei itu melibatkan 416 kota dari 57 negara.
Adapun list 10 besar dengan kota termacet di dunia adalah kota Bengaluru, India dengan tingkat kemacetan 71%. Lalu Manila, Filipina dengan tingkat kemacetan 71%. Di tempat ketiga ada Bogota, Kolombia dengan tingkat kemacetan 68%
Keempat adalah Mumbai, India dengan 65%.
Kelima Pune, India dengan tingkat kemacetan 59%. Keenam Moscow, Rusia dengan 59%. Ketujuh Lima, Peru dengan 57%.
Peringkat kedelapan ialah New Delhi, India dengan 56%. Lalu Istanbul, Turki dengan 55% dan terakhir Jakarta, Indonesia dengan tingkat kemacetan 53%. (Ins/J-1)
Pemprov DKI perlu menjelaskan bahwa ERP bukan pajak tambahan, melainkan mekanisme pengelolaan ruang jalan secara adil
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Bina Marga untuk menertibkan seluruh pembangunan atau proyek galian yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Deddy menjelaskan bahwa tarif untuk kendaraan yang melintas di jalan yang terpasang ERP seperti di beberapa negara maju, jauh lebih mahal dibandingkan lewat jalan tol.
Polda Metro Jaya mengungkap kemacetan parah yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (28/5) disebabkan oleh tingginya volume kendaraan.
Integrasi jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok dinilai merupakan solusi strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan pusat distribusi logistik nasional tersebut.
Kemacetan disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di salah satu terminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved