Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Proyek Monas Berhenti, Pekerja Merana

MI
29/1/2020 22:00
Proyek Monas Berhenti, Pekerja Merana
Revitalisasi Monas(MI/Andry Widyanto )

TAK  terdengar lagi suara bising di area selatan Monumen Nasional (Monas) sejak revitalisasi Monas dihentikan pada Rabu, 29 Januari. Pintu masuk proyek, baik dari sisi dalam Monas maupun sisi luar yang bersebelahan dengan parkiran IRTI juga tertutup. Pintu bagian depan di Jalan Medan Merdeka Selatan digembok pakai rantai.

Sinar matahari pada Rabu (29/1) siang itu sangat menyengat. Warno (bukan nama sebenarnya), pekerja proyek revitalisasi Monas merasakan sengatan sinar matahari lebih menyengat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Ia hanya duduk di pinggir matras tenda hijau besar tempatnya berteduh dan tidur di area proyek. Baru sehari pekerjaan proyek berhenti, tetapi itu sudah membuatnya nelangsa.

Bagaimana tidak? Ia terhenyak ketika mengetahui pengerjaan yang seharusnya berlangsung sampai Februari dihentikan. Hal itu ia dengar langsung saat pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi meninjau langsung proyek itu Rabu (29/1).

“Kan harapannya bisa 3-4 bulan dapat kerja. Sekarang malah berhenti,” ungkap Warno saat ditemui Media Indonesia, Rabu (29/1).

Padahal, lanjut Warno, jika proyek berjalan lancar, penghasilannya dari proyek itu akan ditabung guna menyekolahkan putri keduanya yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Namun, harapan itu sepertinya hanya tinggal harapan.

Sepatu bot dan helm proyek para pekerja kini hanya teronggok di pinggir tenda. Kayu-kayu dan material lain juga sudah dipinggirkan. Tidak ada lagi kesibukan para pekerja lalu lalang mengerjakan pembuatan plasa dan kolam air mancur di lokasi. Tiga unit eskavator juga hanya terparkir lesu.

“Semoga nggak lama karena kita juga sudah terlanjur bawa saudara, kerabat, dan tetangga untuk kerja di sini,” ungkap pria asal Purwodadi itu.

Di sisi lain, Warno menyebut pekerjaan proyek borongan itu sudah sering ia kerjakan. Upahnya dihitung per hari. Namun, ia enggan membeberkan berapa upah yang ia terima.

“Kalau sepekan nggak ada kejelasan, saya pulang saja. Cari tawaran dari pemborong lain,” ungkapnya.

Sementara itu, pengunjung Monas, Santi (25) menuturkan bahwa dia mendukung revitalisasi Monas. “Tapi jangan sampai menebang pohon dan tidak ada gantinya. Karena kalau lagi panas begini, ke mana lagi berteduh. Apalagi saat akhir pekan, setiap sudut yang rindang pasti penuh oleh warga yang piknik di Monas,” ungkapnya. (Put/J-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya