Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
DINAS Perhubungan DKI Jakarta menyiapkan sejumlah strategi mengatasi kemacetan di ibu kota tahun depan. Kepala Dishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkapkan, salah satunya ialah penerapan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP).
"Beberapa program kita prioritaskan dengan bertujuanya untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Kami juga meningkatkan kualitas layanan angkutan umum," jelas Syafrin saat dihubungi, Jakarta, Kamis (28/11).
Syafrin menuturkan pada 2020 semua angkutan umum harus sudah tergabung dengan sistem Jak Lingko. Angkot yang berada di Jakarta tidak berhenti (ngetem) sembarangan karena sudah mengacu pada sistem rupiah per kilometer. Selanjutnya, jalur TransJakarta juga akan terintegrasi dengan MRT dan LRT.
Baca juga : Pengecoran Jalan Sebabkan Macet di Sejumlah Titik di Jakarta
Diketahui, TransJakarta menargetkan ada 1.441 unit angkot yang berubah unit menjadi Mikrotrans sebagai bentuk kerja sama dengan operator angkutan kota. Namun, angka realisasinya telah melampaui targer yakni mencapai 1.547 unit.
"Kami juga akan merevitalisasi terminal untuk meningkatkan kualitas angkutan umum," kata Syafrin.
Secara terpisah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho menuturkan, pihaknya memprioritaskan untuk peralihan moda transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik.
"Untuk menunjang ke arah tersebut, tentunya kita membuat kenyamanan dan keamanan pejalan kaki untuk menuju integrasi moda trasportasi dengan merevitalisasi trotoar. Prosesnya sudah 85% revitalisasi tersebut," tandas Hari. (OL-7)
Pemprov DKI perlu menjelaskan bahwa ERP bukan pajak tambahan, melainkan mekanisme pengelolaan ruang jalan secara adil
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta Dinas Bina Marga untuk menertibkan seluruh pembangunan atau proyek galian yang menyebabkan kemacetan di Jakarta.
Deddy menjelaskan bahwa tarif untuk kendaraan yang melintas di jalan yang terpasang ERP seperti di beberapa negara maju, jauh lebih mahal dibandingkan lewat jalan tol.
Polda Metro Jaya mengungkap kemacetan parah yang terjadi di ruas Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (28/5) disebabkan oleh tingginya volume kendaraan.
Integrasi jalan tol eksisting menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok dinilai merupakan solusi strategis untuk mengurai kemacetan di kawasan pusat distribusi logistik nasional tersebut.
Kemacetan disebabkan oleh kesalahan perencanaan operasi di salah satu terminal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved