Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Soal Tender BMW, Anies Mengaku Ikut SOP

Putri Anisa Yuliani
13/9/2019 12:15
Soal Tender BMW, Anies Mengaku Ikut SOP
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan(ANTARA/Galih Pradipta)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan berbagai pihak yang berkisruh dalam lelang pembangunan Stadion BMW atau Jakarta International Stadium (JIS) harus melihat kembali standar operasional prosedur (SOP) lelang yang diterapkan PT Jakarta Propertindo.

Pemprov DKI menyerahkan pembangunan stadion senilai Rp4,5 triliun itu kepada BUMD yang bergerak di bidang properti itu.

"Kalau terkait tender itu, ada panitianya, ada prosedurnya. Jadi, biar di-review oleh mereka yang memang mengelola. Kalau kami, prinsipnya, taati seluruh prosedur yang ada, perlindungan terkait bagi pemerintah dan aparatnya, ketaatan pada SOP. Itulah perlindungannya," kata Aniea di Balai Kota, Jumat (13/9).

Menurutnya, selama SOP dituruti, pelaksanaan tender tidak akan melanggar aturan sehingga tidak akan ada pihak yang dikecewakan.

"Kalau SOP ditaati maka aman. Kalau tidak ditaati, akan muncul masalah. Jadi bantu dicek saja SOP-nya seperti apa," ujarnya.

Baca juga: Wagub di DKI Bakal Lebih dari Satu

Anies pun tidak terlalu mempermasalahkan siapa pihak yang memenangkan tender karena sepengetahuannya, seluruh peserta tender adalah perusahaan pelat merah.

"Jadi kalau perintah dari gubernur adalah taati semua prosedur, ikuti semua ketentuan. Adil itu buat saya nomor dua, kenapa? Wong yang mau bekerja dua-duanya adalah perusahaan milik negara. Jadi kepada siapa pun Pemprov DKI membayarkan itu masuk kepada negara RI," tandasnya.

Sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Gembong Warsono minta agar tender diulang karena ada kejanggalan dalam proses tender stadion berkapasitas 82 ribu penonton itu.

Kejanggalan tender, menurut Gembong, dapat dilihat dari adanya jarak nilai harga penawaran yang sangat jauh antara konsorsium pemenang yakni Wika Gedung dengan salah satu peserta yakni Adhi Karya.

Wika Gedung memberi penawaran harga Rp4,08 triliun. Sementara Adhi Karya yang sebelumnya sukses merenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Asian Games 2018 menawar dengan nilai Rp3,8 triliun. Pagu anggaran proyek stadion yang ditetapkan adalah Rp4,5 triliun.

Menurut Gembong dalam proses tender, pihak dengan harga tawar lebih murah memiliki nilai plus. Terlebih Adhi Karya memiliki pengalaman membangun stadion berkualitas internasional.

"Ya Fraksi PDIP minta untuk dilakukan tender ulang. Tapi jangan justru ini menghambat pekerjaan. Tetap percepatan kita butuhkan, tapi nggak boleh nabrak aturan," kata Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (11/9). (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya