Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dilarang Jual Hewan Sakit, Penjual Kurban Bakal Dapat Stiker

Gana Buana
30/7/2019 15:40
Dilarang Jual Hewan Sakit, Penjual Kurban Bakal Dapat Stiker
PEMERIKSAAN HEWAN KURBAN( . ANTARA FOTO/Anis Efizudin/foc.)

PEMERINTAH Kota Bekasi melarang penjualan hewan kurban dengan kondisi sakit. Rencanannya, penjual hewan kurban yang memenuhi kriteria akan diberikan stiker penanda.

“Kalau sakit atau kurang dari kriteria tidak boleh dijual, penjual harus memperhatikan hewan kurban yang mereka jual,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi, Momon Sulaeman, Selasa (30/7).

Momon menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menindaklanjuti surat edaran Wali Kota Bekasi dengan para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Camat dan Lurah setempat untuk menjaga kualitas hewan kurban yang dijual pada lebaran Idul Adha 1440 H. Hewan kurban yang dijual, harus memenuhi empat unsur ASUH yakni Aman, Sehat, Utuh dan Halal.

Hewan kurban, lanjut Momon, harus aman dari sejak didatangkan dari daerah asal sampai di jual. Sehat, hewan tersebut pun harus dijaga makanannya serta diberi obat yang sesuai agar sehat.

Ia menambahkan hewan yang sehat biasanya memiliki bulu yang bersih, mengkilat, berwajah cerah dan gerakannya lincah. Nafsu makan hewan juga baik serta suhu tubuhnya normal alias tidak demam.

Baca juga: Warga Harus Teliti Pilih Hewan Kurban

Sementara untuk fisiknya, hewan tidak boleh pincang, buta dan telinga tidak rusak. Untuk kambing dan domba umur di atas 1 tahun ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap. Sedangkan sapi dan kerbau harus berumur di atas 2 tahun dengan ditandai tumbuh sepasang gigi tetap.

“Sedangkan halal, penyembelihan hewan harus secara syari, ini sudah kita datangkan para Julaiha, juru sembelih hewan,” jelas Momon.

Adapun, tim yang akan memeriksa kesehatan hewan kurban sudah dibentuk. Rencanannya sejak H-7 Idul Adha tim mulai diterjunkan.

“Satu tim terdiri dari tujuh orang gabungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) serta beberapa dokter hewan dan veteriner lainnya,” tandas dia.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya