Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KENAIKAN tarif ojek daring yang dimulai pada 1 Mei lalu harus menjadi momentum bagi perusahaan aplikator untuk memperbaiki layanannya.
Peneliti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan kenaikan tarif pada transportasi jenis apapun merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
Kenaikan tarif pun harus dibarengi dengan sisi perbaikan layanan.
"Sebetulnya kenaikan tarif, hal yang tidak bisa dihindari asalkan pada koridor wajar sesuai aspek daya beli dan layanan," kata Tulus saat dihubungi, Selasa (7/5).
Hal yang juga perlu diingat, ojek roda dua belum berstatus angkutan umum resmi di Indonesia karena belum terdaftar dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).
Baca juga: Meski Penumpang Menurun, Gojek Tetap Patuhi Tarif Baru
Dalam UU tersebut, angkutan umum yang diakui ialah angkutan dengan minimal memiliki roda tiga. Sehingga keberadaan ojek motor sebagai angkutan umum dengan tarif yang diatur pemerintah masih harus dipertanyakan.
Pemerintah, menurut Tulus, harus sekaligus menentukan aksi untuk melakukan pengaturan lebih jauh perihal ojek.
"Selain dari operatornya yang meningkatkan pelayanan, tugas pemerintah pula untuk membuat aturan yang lebih detil mau diapakan ojek ini," terangnya.(OL-5)
DANY Rodrick, seorang guru besar dan ekonom terkenal dari International Political Economy at Harvard Kennedy School
Kebijakan tarif terbaru ini dijadwalkan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
Kebijakan Donald Trump ini akan berlaku mulai 7 Agustus dan bertujuan mengubah sistem perdagangan internasional demi kepentingan ekonomi nasional Amerika Serikat.
Kebijakan tarif tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2025 dan menjadi salah satu tarif terendah yang diberikan AS untuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Kebijakan tarif sebesar 32% yang diterapkan secara resiprokal oleh pemerintah AS tentu akan berdampak terhadap daya saing produk Indonesia, khususnya komoditas ekspor unggulan.
Pemerintah memastikan bakal memakai sisa waktu yang ada untuk bernegosiasi dengan Amerika Serikat perihal tarif. Negosiasi akan dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved