Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Dari119 tahanan kasus terorisme yang tengah mendekam di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya, hanya 6 yang menggunakan hak pilih di hari pemungutan suara Pemilu 2019, kemarin.
"Dari awal kita sudah mengumpulkan DPT (daftar pemilih tetap), tapi mereka (tahanan terorisme) tidak berkenan. Kita sudah memberikan waktu untuk memberikan NIK (nomor induk kependudukan), yang kooperatif hanya enam orang," kata Kasubdit Pemeliharaan dan Perawatan Tahanan Polda Metro Jaya Komisaris Andi Rusdi di TPS 014 Rutan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, kemarin.
Ke-113 tahanan kasus terorisme itu, sambungnya, sejak awal tidak mau menggunakan hak pilih mereka. Ketika tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih digelar, hanya enam tahanan yang bersedia memberikan NIK.
Baca juga: Hanya 6 Napi Teroris yang Mencoblos
"Kami sejak awal sudah beri tahu adanya batas waktu proses itu, tapi yang memberikan NIK itu, yang animonya ada, dan kooperatif, hanya enam orang," ujar Andi.
Meski pemilu hanya diikuti enam tahanan kasus terorisme, hak pilih mereka tetap dilayani. Enam narapidana teroris itu mencoblos di TPS 014 Polda Metro Jaya.
Untuk pengamanan, Polda Metro Jaya mengerahkan delapan personel untuk menjaga mereka.
Semangat memilih
Sebanyak 538 tahanan yang tengah mendekam di Rutan Polda Metro Jaya, kemarin, ramai-ramai mendatangi dua TPS yang ada di lingkungan Polda Metro. Pencoblosan di rutan itu dimulai pukul 07.00 hingga 13.00.
Para tahanan memberikan hak suara di TPS khusus yang ada di Polda Metro, yakni TPS 14 dan TPS 15 yang berada di rutan, dekat gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum/Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya dan dekat gedung Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya.
Ahmad Munif, 35, salah satu tahanan di Polda Metro Jaya, mengaku sangat semangat untuk memberikan hak pilih. Ia mengatakan seluruh tahanan telah diberi penyuluhan terkait dengan teknis pencoblosan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
"Penyuluhan Minggu (14/8) lalu, ada tiga anggota KPPS datang," kata Munif di TPS 15.
Munif mengaku semangat mendatangi TPS karena ingin melindungi hak pilihnya. "Saya ingin ikut memperbaiki nasib bangsa ini," tegasnya. (*/J-1)
Dukungan itu dilihat dari rekam jejak Jokowi yang dinilai peduli terhadap sepak bola Indonesia, mulai dari inisiasi menyatukan suporter sepak bola hingga pemberantasan mafia sepak bola.
Osas sudah mengetahuin latar belakang capres 2019 dan tahu siapa yang akan dipilih
Seluruh program yang diusung pasangan capres dan cawapres nomor urut 01 fokus agar landasan yang sudah baik ini memberi manfaat dan kesejahteraan lebih besar lagi bagi rakyat.
PEMILU 2019 akan segera digelar. Penyelenggara pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu pun dituntut untuk menyiapkan pesta demokrasi tersebut dengan sebaik mungkin. Persiapan yang matang amat diperlukan.
Di Pilpres 2019, kunci kemenangan ada tiga. Pertama, ceruk pemilih di Jawa dan Sumatra yang plus-minus jumlahnya 78,5%. Kedua, ceruk pemilih muslim plus-minus jumlahnya 87,6%. Ketiga, ceruk pemilih muda yang terdiri dari generasi Z dan generasi Y (milenial) yang jumlahnya plus-minus 52%.
PEMILIHAN umum (Pemilu) 2019 banyak diwarnai dengan diskusi dalam isu-isu ekonomi baik di media masa maupun media sosial.
Persija mempunyai pemain yang tidak ber-KTP DKI Jakarta di antaranya adalah Stefanus Alua (Papua), Danny Saputra (Depok), Tony Sucipto, Sandi Sute, dan Nugroho Fatchur Rochman.
Persija berikan kesempatan untuk pemain menggunakan hak suara pada 17 April
United ingin memperkuat lini belakang mereka dan de Ligt dianggap bisa menjadi solusi yang dibutuhkan tim saat ini.
WAKTU pemilihan presiden/wakil presiden dan anggota legislatif tinggal tiga minggu lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved