Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Bitcoin, Mata uang Idola para Peretas

Akmal Fauzi
14/3/2018 09:21
Bitcoin, Mata uang Idola para Peretas
Bitcoin, Mata uang Idola para Peretas(AFP/JACK GUEZ)

TIGA pelaku peretas 3.000 situs di 44 negara menampung hasil kejahatan mereka melalui bitcoin dan Paypal. Pembayaran melalui mata uang digital itu dilaporkan menjadi idola di kalangan para hacker karena dinilai sulit dideteksi kepolisian.

Hacker akan mencoba anonymus membuat e-mail palsu untuk mendapatkan bitcoin dan Paypal. Lebih sulit melakukan pelacakan (identitas),” kata Kanit IV Subdit Cyber Crime Direkorat Reserse Kriminal Khusus (­Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Fian Yunus, Selasa (13/3).

Dalam kasus yang diungkap, tersangka Na, 21, KSP, 21, dan ATP, 21, tergabung dalam kelompok Surabaya Blackhat (SBH) meretas 3.000 situs dalam dan luar negeri. Mereka meraup keuntungan mencapai Rp200 juta yang dibayarkan melalui bitcoin.

Baca juga: Ratusan Ribu Situs Dibobol untuk Curi Bitcoin

“Memang diakui seluruh hacker di dunia, penggunaan bitcoin khususnya pilihan untuk melakukan pembayaran dan itu terkoneksi dengan rekening bank. Termasuk ketiga tersangka ini,” tambah Kasub­dit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKB Roberto Pasaribu

Bitcoin mulai populer sejak 2014. Nilai bitcoin yang cukup fluktuatif dikatakan membuat jenis mata uang digital itu menjadi tren serta pilihan baru bagi transaksi di dunia internet.

Para pelaku kejahatan siber memberikan alamat pembayaran bitcoin dalam pesan mereka. Modusnya meretas situs dan mengirim pesan untuk jasa perbaikan disertai ancaman menyebarkan dokumen rahasia di situs itu.

Pada Mei 2017, sejumlah negara dikejutkan penebaran ­virus ransomware ­Wannacry dengan meminta tebusan berupa bitcoin kepada pihak yang datanya disandera. Di Indonesia, setidaknya dua rumah ­sakit dilaporkan pernah menjadi korban serangan, RS Dharmais dan RS Harapan Kita.

Baca juga: Komplotan Peretas Curi US$ 40 Juta Bitcoin Dari Binance

Roberto menjelaskan, meski lebih sulit, pengungkapan identitas hacker dengan model pembayaran bitcoin bisa ditelusuri.

“Kami punya kerja sama dengan entitas untuk lacak melalui interpol FBI. Kami bisa minta data siapa pemilik asli rekening itu demi kepentingan penegakan hukum,” ujar Roberto.

Dalam kasus hacker itu, Roberto mengatakan pelaku merusak sistem di situs dengan metode SQL injection atau teknik yang menyalahgunakan celah keamanan di dalam lapisan basis data sebuah situs. (Mal/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya