Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyangkal laporan organisasi Greenpeace yang menyebut kualitas udara Jakarta terburuk se-Asia Tenggara.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK MR Karliansyah menyatakan kualitas udara Jakarta tidak seburuk yang dikatakan laporan Greenpeace. Terlebih, kata Karliansyah, laporan tersebut juga mengaitkan tingginya tingkat debu partikel PM 2.5 lantaran industri dan pembangkit listrik batu bara di sekitar Jakarta.
"Dalam setahun memang 50% kualitas udara Jakarta tidak baik. Tapi sisanya berada dalam kondisi baik dan sedang. Bisa dipastikan pencemarannya lebih banyak atau 70% karena sumber bergerak yakni transportasi. Di Cilegon ada PLTU tapi debunya tidak ke Jakarta karena arah anginnya berbeda," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (12/3).
Baca juga : Menteri LHK Siti Nurbaya Pimpin Penanaman Pohon Serentak se Indonesia Tahap III
Berdasarkan data KLHK, sepanjang 2018, tercatat 34 hari Ibu kota mengalami kualitas udara dengan kategori baik. Selama 122 hari kualitas udara dalam kondisi sedang dan 196 hari udara berada dalam kategori tidak sehat.
Adapun rata-rata tahunan PM 2.5 di Jakarta pada 2018 sebesar 34,57 mikrogram per meter kubik. Angka itu, lanjut Karliansyah, memang melampaui standar baku mutu nasional yakni 15 mikrogram per meter kubik. Jika merujuk standar WHO yang sebesar 10 mikrogram per meter kubik, kondisinya melampaui lebih dari tiga kali lipat.
"Tapi mungkin di Asia Tenggara angka itu tidak yang paling buruk lah," tutur Karliansyah.
Baca juga : Bukan Hanya PLTU, Dua Hal Ini Juga Jadi Pemicu Polusi Udara
Sepanjang Januari-Februari tahun ini, ungkapnya, tercatat Jakarta mengalami kondisi udara baik selama 10 hari dan kondisi sedang 38 hari. Adapun kondisi tidak sehat terjadi 11 hari.
Untuk menangani pencemaran udara dari transportasi, pemerintah mendorong sinergi lintas sektor khususnya upaya dari pemerintah daerah. Pemda diminta memperbanyak hutan dan taman kota. Selain itu, pemerintah juga telah menerapkan standar emisi kendaraan euro 4 yang minim emisi.
"Mengatasi pencemaran udara memang butuh inovasi daerah. Misalnya hari bebas kendaraan memang membantu tapi butuh upaya lebih keras lagi," tukasnya.
Sebelumnya, organisasi lingkungan internasional Greenpeace merilis hasil pengukuran kualitas udara Jakarta terburuk di Asia Tenggara. Sumber polusi berupa transportasi dan industri diduga menyumbang besar polusi di Ibu Kota tersebut.(OL-5)
Kampanye ini menghadirkan instalasi visual mencolok berupa “gelembung transparan” yang ditempati oleh aktor, sebagai simbol perbedaan perlindungan antara segelintir orang.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terus mendorong penggunaan kendaraan listrik secara masif sebagai langkah strategis demi menekan tingkat polusi udara.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.25 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 152 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, pada pukul 04.10 WIB, berada di angka 118 atau masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Pencemaran Udara Alami, Contoh & Dampak. Pencemaran udara alami: kenali penyebab, contoh, dan dampak buruknya bagi kesehatan serta lingkungan. Solusi efektif atasi polusi!
Dampak polusi udara tidak hanya dirasakan secara fisik melalui gangguan kesehatan, tetapi juga secara ekonomi akibat penurunan produktivitas masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved