Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kendalikan Karhutla Riau, KLHK Manfaatkan Modifikasi Cuaca

Micom
05/3/2019 10:35
Kendalikan Karhutla Riau, KLHK Manfaatkan Modifikasi Cuaca
DOK KLHK(DOK KLHK)

PEMERINTAH terus berupaya melakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi di wilayah Provinsi Riau

Brigade Pengendalian Karhutla KLHK, Manggala Agni bersama para pihak yang tergabung dalam Satuan Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Karhutla terus melakukan pemadaman darat dan udara, untuk menuntaskan karhutla sampai benar-benar padam.

Setelah kejadian kebakaran yang terjadi di Kepulauan Meranti dan Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, dan juga di Dumai beberapa waktu yang lalu, Satuan Tugas Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Karhutla segera melakukan upaya pencegahan, terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi terjadi karhutla di Provinsi Riau. 

Baca juga : Berlanjutnya El Nino Penyebab Masifnya Karhutla

Mendukung hal tersebut, KLHK bekerja sama dengan BPPT dalam pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), guna meminimalisasi dampak bencana karhutla di Provinsi Riau. 

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) KLHK, Raffles B. Panjaitan, menyampaikan bahwa dalam penanganan karhutla, dukungan para pihak sangat membantu. 

"KLHK bersama TNI, Polri, masyarakat, dan pihak swasta telah berupaya melakukan pemadaman di lapangan. Namun cuaca yang cukup panas menjadi salah satu pemicu karhutla masih terjadi," tuturnya saat menghadiri peluncuran kegiatan ini di Lanud Roesmin Noerjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau (4/3), seperti dilansir keterangan resmi.

Baca juga : TMC Cegah Karhutla Diadakan di Kalimantan Tengah dan Riau

Diterangkannya, sebagai upaya pemadaman areal terbakar dan mencegah timbulnya karhutla baru, BPPT melakukan TMC, yang bertujuan untuk membuat hujan buatan sehingga wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui darat, dapat dilakukan pemadamandan atau pembasahan lahan, melalui hujan buatan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, Indonesia akan mengalami El Nino lemah yang dimulai pada Bulan Juni 2019. 

"El Nino yang terjadi ini memang tergolong lemah, namun kejadian ini berlangsung cukup lama sampai dengan September 2019 jadi kita harus bersiap untuk menghadapinya," ujarnya.

Baca juga : Januari-Juni 2023 Luas Karhutla 16.637 Hektare, KLHK : Turun Dibanding Tahun 2022

Menurutnya, pelaksanaan TMC yang dimulai pada bulan Maret sampai bulan Mei, adalah waktu yang tepat untuk pembasahan lahan gambut, serta banyaknya jumlah awan yang bisa disemai.

Selain Kepala BPPT, turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala BNPB, Gubernur Riau, Asisten Operasi Mabes Polri, Asisten Operasi Mabes TNI, Rektor Universitas Riau, dan Deputi I BRG.

Sementara itu, perbandingan total Jumlah hotspot tahun 2018 dan 2019 (tanggal 1 Januari – 4 Maret 2019) berdasarkan satelit NOAA terdapat 160 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 276 titik, berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 110 titik atau 42,02%. 

Sementara berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level 80% terdapat 432 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 355 titik, berarti terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 77 titik atau 21,69%. Sejak tanggal 1 Januari - 4 Maret 2019, kejadian karhutla diperkirakan seluas 1.890,31 ha. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya