Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PAFI Kota Bangkalan Soroti Tantangan Distribusi Obat di Daerah Terpencil

Media Indonesia
14/4/2025 04:38
PAFI Kota Bangkalan Soroti Tantangan Distribusi Obat di Daerah Terpencil
Keluarga membawa pasien menggunakan perahu motor usai mendapatkan perawatan(ANTARA/Wahdi Septiawan)

Persoalan distribusi obat ke daerah terpencil masih menjadi tantangan besar dalam sistem pelayanan kesehatan nasional, termasuk di wilayah Bangkalan, Jawa Timur. Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kota Bangkalan menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, swasta, dan tenaga kefarmasian untuk memastikan ketersediaan obat yang merata hingga pelosok desa.

PAFI Kota Bangkalan menilai distribusi obat yang tidak merata bisa menghambat penanganan penyakit di wilayah yang akses jalannya sulit atau minim infrastruktur. Hal ini berpotensi memperburuk kondisi kesehatan masyarakat yang tinggal jauh dari pusat layanan medis.

Kondisi geografis Bangkalan yang sebagian wilayahnya masih sulit dijangkau, menjadi salah satu kendala utama dalam distribusi obat. Apoteker yang bertugas di daerah-daerah ini sering menghadapi hambatan logistik, termasuk keterlambatan pengiriman dan kualitas obat yang bisa menurun akibat suhu penyimpanan yang tidak ideal.

PAFI Kota Bangkalan menegaskan bahwa peran apoteker sangat krusial, bukan hanya dalam meracik dan menyerahkan obat, tetapi juga memastikan rantai distribusi berjalan sesuai standar. Apoteker diharapkan terlibat dalam pemantauan pengiriman, pengelolaan stok di fasilitas kesehatan, dan memberikan masukan kepada pemangku kebijakan terkait kondisi di lapangan.

Kerja sama dengan sektor swasta juga menjadi solusi potensial. Pemanfaatan teknologi digital seperti sistem informasi logistik dan pelacakan pengiriman obat secara real-time bisa membantu meminimalkan risiko keterlambatan dan kehilangan stok. Namun, PAFI Kota Bangkalan mencatat bahwa implementasi teknologi ini belum merata di seluruh daerah.

Selain distribusi, PAFI Kota Bangkalan juga mengangkat pentingnya pelatihan bagi petugas kesehatan non-apoteker di daerah terpencil. Dengan pengetahuan dasar mengenai tata cara penyimpanan dan penggunaan obat, risiko penyalahgunaan atau kerusakan obat bisa ditekan secara signifikan.

PAFI Kota Bangkalan berharap adanya intervensi berkelanjutan dari pemerintah pusat dan daerah agar pemerataan akses obat tidak hanya menjadi jargon, tapi benar-benar terwujud di semua lapisan masyarakat. Mereka menegaskan komitmen untuk terus menjadi garda terdepan dalam pelayanan kefarmasian yang inklusif dan merata.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai program layanan kesehatan pafipckotabangkalan.org dapat melihatnya di website resmi mereka di https://pafipckotabangkalan.org

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny tebe
Berita Lainnya